MUNDURNYA jadwal Proliga?dari Januari menjadi April?tak urung membuat tim peserta mengeluarkan biaya ekstra. Gaji pemain, biaya latihan yang membengkak, dan perburuan pemain asing yang akhirnya batal. Sejumlah tim terpaksa membubarkan pemusatan latihan yang diadakan.
Padahal, menurut Zulfarshah, manajer tim Jakarta Monas Bank DKI, untuk berlaga di Proliga setidaknya harus disiapkan Rp 800 juta hingga Rp 1,5 miliar. Selain kebutuhan rutin, seperti membayar gaji pemain dan belanja perlengkapan tim, mereka juga harus menanggung seluruh biaya tanding tandang.
Sebagian besar pemain, selain mendapat gaji sebagai karyawan Bank DKI, juga memperoleh bonus dari keikutsertaannya di berbagai turnamen voli. Sedangkan pemain yang bukan karyawan dikontrak dengan gaji bulanan di atas Rp 2 juta plus fasilitas penginapan, transpor, uang saku, dan lainnya. Selain bermain di Proliga, mereka juga ikut kompetisi antar-instansi dan antar-klub.
Dalam menghidupi tim, mereka bergantung pada sponsor utama. Mereka juga mendapat dana segar sebagai tuan rumah Proliga. "Menjadi tuan rumah paling hanya dapat sekitar Rp 200 juta," kata Zulfarshah.
Hal ini diamini manajer tim Gresik Ponska Petrokimia, Eko Priyono. Tapi, sebagai tuan rumah, mereka juga harus mengeluarkan biaya keamanan, pajak, promosi, dan tetek-bengek lainnya. "Paling kita hanya untung sekitar Rp 20 juta," kata Eko. Berbeda dengan tim Jakarta Monas, yang melakukan pemusatan latihan sebulan sebelum Proliga, pemain Gresik Ponska tetap harus bekerja sebagai karyawan anak perusahaan Petrokimia Gresik di sela latihannya. Untuk mempersiapkan tim menghadapi Proliga, Eko mengaku membutuhkan dana sekitar Rp 500 juta.
"Mau Rp 200 juta saja bisa kalau mau," kata manajer Bandung Artdeco Bank Jabar, Wieke Dwi Wiyana. Besar-kecilnya biaya itu tergantung standar yang dipakai tim untuk akomodasi, makan, dan hal-hal lainnya. Dalam tim ini para pemain juga hanya mendapat gaji dari perusahaan. "Ini kan bentuk kontribusi mereka pada perusahaan," kata Wieke.
Satu hal yang disepakati para manajer, unsur hiburan harus kental dalam permainan voli. Seperti yang dilakukan para atlet voli Bandung Artdeco, mereka harus tetap tampil cantik saat bertanding. "Mereka memang kita minta untuk berdandan," ujar sang manajer. Tapi, tetap berbau keringat, kan?
Agung Rulianto
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini