Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Tinggal kaus kaki ke finish

Sutrisno menciptakan rekor baru marathon malang. ali dan solihin kalah karena sakit perut dan kepanasan.

3 April 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LANGKAHNYA masih mantap ketika melintasi garis finish. Di kakinya tak terlihat lagi sepatu yang semula dipakainya. Di bawah sorak-sorai penonton, dia kelihatan masih memiliki sisa tenaga untuk menempuh beberapa kilometer lagi, sekalipun cairan tubuhnya sudah terkuras sekitar 2 liter dalam menempuh jarak 42,195 km itu. Sutrisno yang semasa Kecil bernama Cia Ceng Wie dan dikenal sebagai pelari "kaki ayam" dari Tegal itu memberikan hadiah istimewa bagi Kota Malang yang berulang-tahun ke-68. Dia menciptakan rekor baru untuk lomba marathon yang diadakan guna memeriahkan hari jadi kotamadya itu. Waktu tempuhnya 2 jam 33 menit 4 detik, lebih tajam 8 menit dari rekor tahun lalu yang dipegang pelari Jakarta, Solihin. Satu setengah jam setelah dilepas. Walikota Malang, Soegijono, juara ber tahan Solihin masih memimpin 500 lebih pelari yang ambil bagian. Tak scorang pun yang menyangka Sutrisno yang berusia 19 tahun itu akan muncul sebagai pemenang. Dia pernah tercecer 2 km di belakang sang juara. Mulai terasa panas, menjelang km 30, Sutrisno mencopot dan melemparkan sepatunya ke pinggir jalan. Yang tinggal hanya kaus kaki. "Kaki saya sakir,' katanya. Pada mulanya Solihin dan teman satu klubnya di Indonesia Muda dan pemegang rekor nasional marathon--Ali Sofyan Siregar--sepakat untuk bekerjasama. Yaitu Ali Sofyan akan membuntuti Solihin dari belakang. Dan bila ada pelari yang mau menyodok ke depan, Solihin akan bertahan mati-matian. Jika sudah tak kuat, Ali yang menyimpan tenaga di belakang akan tampil ke depan mempertahankan nama Jakarta dan klub mereka. Tetapi rencana itu berantakan. Tujuh kilometer menjelang fnish, Ali Sofyan terserang penyakit perut. Ia sesekali kelihatan memegangi perutnya. Sementara Sutrisno rnendesak maju dan meninggalkan "raja jalanan" itu. Empat kilometer menjelang finisl dia malahan sudah mengambil pimpinan dari Solihin. "Panas Pak, panas," keluh Solihin kepada pelatihnya, Asro, begitu dia sampai di finish. Terdengar pula Ali Sofyan Siregar melaporkan perutnya sakit setelah minum air yang disediakan panitia di pos tempat minum. "Airnya mungkin tidak dimasak," katanya. Tajam Asro mengakui latihan anak asuhannya "santai-santai saja". Setelah ambi bagian dalam Jakarta Marathon (21 Feb ruari), Ali maupun Solihin dalam seminggu hanya berlatih sekitar 100 km separuh dari jatah mereka ketika dipersiapkan untuk SEA Games yang lalu. Dua minggu sebelum terjun ke Malang mereka ikut ambil bagian dalam lari lintas alam 15 km yang berlangsung semrawut di Lebak Bulus, Jakarta. Waktu sart dan jarak yang ditempuh tidak sesuai dengan rencana panitia. Banyak pelari yang kecewa. Sutrisno sendiri, menurut pengakuannya, optimistis akan keluar sebagai juara. Ia sudah kenal betul Ali dan Solihin. Dalam PON X, sekalipun gagal dan hanya menempati kedudukan kedua, dia sempat membikin repot Solihin. Karena dia membayangi terus dari belakang. "Dalam latihan saya bisa mencatat 2 jam 28 menit," katanya. Menurut dia, kalau medannya tidak seberat rute di Malang itu, dia bisa menciptakan rekor nasional yang dipegang Ali Sofyan, 2 Jam 28 menit (dibuat di SEA Games). Rutenya memang keras. Selain jalan yang berlubang-lubang melintasi daerah pertanian, bukit yang harus ditempuh juga terlalu tajam mendaki. "Saya tidak pernah mengikuti lomba dengan lintasan seperti itu, yang cocok untuk kuda," kara Bob Horman, pemegang rekor dunia marathon untuk kelompok usia 56 tahun, dengan waktu 2 jam 52 menit 10 detik. Warganegara Australia yang mengikuti lomba itu di tahun 1979 hanya bisa mencatat 3 jam 45 menit.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus