Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Menunggu hasil ujian

Kampanye mempromosikan kopi Indonesia ke negara-negara non kuota sedang digalakkan pemerintah. ico memutuskan penurunan kuota ekspor kopi indonesia dari 192 ribu ton menjadi 138 ribu ton. (eb)

3 April 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KAMPANYE mempopulerkan kopi Indonesia lewat acara coffee evening di Kairo, Ankara, dan Istambul selama sepekan (pertengahan Maret) yang diselenggarakan misi Menperdagkop Radius Prawiro di luar dugaan memperoleh sambutan. Enam menteri Turki telah mencicipi kopi Robusta dalam gaya Turkis Coffee --kopi dan gula diacu dalam air dingin baru kemudian dimasak. Ternyata kopi Indonesia tidak kalah rasanya dengan kopi Brazilia," kata seorang menteri Turki seperti diceritakan Zainul Yasni, Ketua Tim Koordinasi Kegiatan Ekspor Timur Tengah itu, yang menyertai Menteri Radius, menganggap pasar di Mesir, Turki, dan sejumlah negara di Timur Tengah menjanjikan "harapan yang baik". Untuk Maret lalu, Turki telah meminta pengiriman 900 ton kopi Robusta, dan akan ditambah 700 ton lagi bulan berikutnya. Jika lancar semuanya, Indonesia mengharapkan bisa memasarkan sekitar 5.000 ton kopi tahun ini ke negara itu -- sedang Brazilia mensuplai sekitar 8.000 ton setiap tahunnya. Tapi di Mesir kopi Indonesia ternyata masih perlu diuji kualitasnya. Menurut Yasni, ada sepuluh jenis kopi--diantaranya Robusta yang sudah dimasukkan ke dalam standar internasional oleh Mesir -- yang kini sedang diuji di laboratorium. Pasar di dekat kawasan itu, yang juga diincar oleh Indonesia, adalah Aljazair. Kenegara ini para eksportir Indonesia sudah menyalurkan sekitar 3.000 ton kopi setiap tahunnya. Negara-negara Eropa Timur, seperti Rumania, dan Hongaria, tampaknya juga akan dijadikan wilayah pemasaran. Di negara-negara nonkuota itu, menurut Dharyono Kertosasto, 43 tahun, Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), "kopi Indonesia akan mudah terjual." Kampanye mempopulerkan kopi Indonesia ke negara-negara nonkuota -bukan anggota Organisasi Kopi Internasional (ICO --memang sedang digalakkan pemerintah, terutama sejak pasaran minyak goyah. Pemerintah merasa ikut terpukul sesudah ICO memutuskan penurunan kuota ekspor kopi Indonesia dari 192 ribu ton (1980-1981) menjadi 138 ribu ton untuk periode 1981-1982 yang berlaku mulai Oktober tahun lalu hingga September tahun ini. Pemotongan sebesar 54 ribu ton itu, menyebabkan eksportir Indonesia menjerit. Tapi Ketua AEKI Dharyono optimistis jika kelak jumlah kuota yang dikurangi itu bisa dilempar ke negara nonkuota, sekalipun harus melalui Singapura. Produksi kopi Indonesia setahun rata-rata mencapai 322 ribu ton. Dan jika benar konsumsi dalam negeri mencapai 75 ribu ton, maka pada periode tahun ini para eksportir setidaknya harus memikirkan pemasaran 100 ribu ton kopi. Kalau jumlah itu tetap sulit dijual ke luar negeri, pasar di dalam negeri niscaya akan berlebih, dan bisa menyebabkan harga jatuh serta memukul petani. Brazilia yang memasarkan Arabica, tentu tidak akan tinggal diam. Justru di kawasan yang sedang diincar Indonesia, kopi negeri itu sudah lama dikenal dan punya nama. Sulitnya lagi, menurut Dharyono, kualitas kopi Robusta Indonesia (meliputi 90% dari seluruh ekspor) sering diragukan negara konsumen. Di bursa kopi New York, harga Robusta hanya naik sedikit, dibandingkan Arabica eks Brazilia. Awal Juni tahun lalu, Robusta masih US$ 0,36 per kg, sedang Februari tahun ini mencapai US$ 0,53 per kg (47%). Arabica pada periode yang sama naik dari US$ 0,42 menjadi US$0,68 per kg (62%). Mungkin karena situasi harga yang tidak sehat itulah, ekspor kopi Indonesia yang di tahun 1980 mencapai 239 ribu ton (dengan nilai US$655 juta), menjadi 224 ribu ton tahun lalu (dengan nilai US$ 371 juta) merosot sekali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus