Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Tontowi Ahmad Ungkap Alasan Utama yang Membuatnya Pensiun

Atlet bulu tangkis spesialis ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad, menceritakan alasannya memilih pensiun.

18 Mei 2020 | 18.56 WIB

Pemain bulu tangkis Tontowi Ahmad. Dol.TEMPO/Dhemas Reviyanto Atmodjo
Perbesar
Pemain bulu tangkis Tontowi Ahmad. Dol.TEMPO/Dhemas Reviyanto Atmodjo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Atlet bulu tangkis spesialis ganda campuran Tontowi Ahmad menceritakan alasannya pensiun. Ia memilih gantung raket di usia 32 tahun karena sudah merasa cukup dengan perolehan prestasi di dunia bulu tangkis.

Pernyataan tersebut ia sampaikan untuk menampik anggapan bahwa ia enggan meneruskan karier profesionalnya karena ketidakcocokan dengan pasangan barunya setelah ditinggalkan Liliyana Natsir yang lebih dulu pensiun tahun 2019.

"Setelah dengan Butet (sapaan Liliyana) rencana ingin main terus, tapi karena berbagai kondisi termasuk status saya dimagangkan di pelatnas itu tentu mengganggu. Jadi pensiun bukan karena Butet, saya merasa sudah cukup, mendapat segalanya di bulu tangkis, dan sudah waktunya saya untuk berhenti," kata Tontowi dalam konferensi pers virtual, Senin.

Setelah lepas dengan Butet, Owi sempat dipasangkan dengan Winny Oktavina Kandow. Setelah itu ia dipasangkan dengan Apriyani Rahayu secara tiba-tiba saat tampil di Indonesia Masters 2020 bulan Januari, yang sekaligus menjadi turnamen terakhir yang ia ikuti.

Pria asal Banyumas, Jawa Tengah itu mengaku usianya juga menjadi alasan untuk gantung raket dan ingin menghabiskan lebih banyak waktunya agar bisa lebih dekat dengan keluarga.

Selama menjadi atlet yang bergelimang prestasi, Owi kesulitan untuk bertemu dengan keluarganya karena kegiatan di pelatnas dan persiapan turnamen lebih banyak menyita waktunya.

"Ya sudah cukup lah, ingin punya banyak waktu untuk keluarga. Anak juga suka komplain karena jarang ketemu," pungkas Owi.

Tontowi, bersama dengan Liliyana, berhasil meraih prestasi tertingginya dengan menyabet medali emas Olimpiade Rio 2016 saat sukses menekuk ganda campuran Malaysia Chan Peng Soon/Goh Liu Ying di babak final dengan skor 21-14, 21-12.

Selain itu, Tontowi/Liliyana juga mencatatkan "hat-trick" gelar juara All England pada 2012-2014, dua gelar di kejuaraan dunia BWF, dan gelar juara lainnya.

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus