Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SINGAPURA – Tim Mercedes telah memenangi tiga dari empat Grand Prix Singapura terakhir, dan Lewis Hamilton berharap untuk melanjutkan momentum itu. Namun pembalap asal Inggris itu sepertinya menganggap remeh balapan Formula 1 di sirkuit jalan raya Marina Bay, Singapura, tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah memenangi Grand Prix Italia, pembalap berusia 33 tahun itu justru melakukan perjalanan dari Milan ke London, Shanghai, dan New York selama dua pekan. Dia sedang disibukkan oleh serangkaian acara mempromosikan pakaiannya yang dibuat bekerja sama dengan Tommy Hilfiger.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Dari pengalaman, saya dapat beraktivitas lebih dari dua minggu dan dengan cepat fokus ke balapan," kata Hamilton. "Tidak ada satu momen pun selama dua minggu itu saya tidak berpikir tentang balapan, tidak memikirkan kejuaraan."
Pembalap Inggris itu tetap percaya bahwa aktivitasnya di luar balapan tidak menjadi penghalang. "Saya mendapat banyak energi dari hal-hal yang berbeda yang saya lakukan," katanya.
Juara dunia empat kali itu memastikan dapat menyesuaikan diri menghadapi GP Singapura pada akhir pekan ini. Apalagi dia sedang di atas angin karena unggul 30 poin atas musuh bebuyutannya, Sebastian Vettel dari tim Ferrari. "Saya yakin bisa mengatasi," kata Hamilton.
Namun ucapan Hamilton itu tak terbukti di sesi latihan bebas pertama atau FP1 kemarin. Dia tercecer di posisi keenam saat menyentuh finis. Posisi Hamilton jauh di belakang Vettel, yang berada di posisi ketiga. Adapun Daniel Ricciardo membuktikan ancamannya dengan menjadi yang tercepat dalam latihan pertama itu. Bahkan rekan satu tim di Redbull, Max Verstappen, juga menyusul di posisi kedua.
Di tengah suhu trek yang mencapai 45 derajat Celsius, awalnya duo Mercedes, Hamilton dan Valtteri Bottas, mampu memimpin catatan waktu di 30 menit pertama di antara pembalap lainnya. Mereka membuktikan bisa memanfaatkan ban ultrasoft dengan maksimal.
Sedangkan duo Ferrari, Vettel dan Kimi Raikkonen, yang memakai ban hypersoft, justru tak mampu mempercepat laju kendaraannya. Tim Ferrari, yang lebih banyak menggunakan ban hypersoft dibanding tim lainnya, akhirnya mencoba strategi lain. Pada 30 menit terakhir, Ferrari mengganti dengan ban hypersoft dan ternyata berhasil menambah kecepatan.
Vettel sendiri sedikit terganggu menjelang balapan GP Singapura ini karena akan ditinggalkan rekannya, Raikkonen, yang telah empat tahun bersama. Tahun depan, Raikkonen akan digantikan Charles Leclerc, 20 tahun. "Tentu saja saya sedih," kata Vettel.
Vettel dan Raikkonen adalah teman bahkan sebelum mereka menjadi rekan setim di Ferrari pada 2015. Pembalap Jerman itu menganggap bahwa Raikkonen, yang berasal dari Finlandia, adalah rekan setim terbaik yang pernah ia miliki. "Saya pikir hal yang paling penting jika Anda adalah rekan satu tim adalah rasa hormat yang Anda miliki satu sama lain."
Namun Vettel juga menyambut Charles, yang akan menjadi pasangannya nanti. Menurut Vettel, Charles memiliki kesempatan besar di Ferrari. Ia mengatakan bahwa usia Charles yang masih muda bukan masalah untuk berada di tim besar. "Jika Anda cepat dan berbakat, usia bukan masalah." EXPRESS| GUARDIAN| AUTOSPORT | NUR HARYANTO
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo