Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Untung main di senayan

Bisnis baru: mengundang tim beken bertanding di senayan. setelah sampdoria, kini giliran ac milan.

4 Juni 1994 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MELALUI faksimile dari Kota Milan di Italia yang dikirim pekan silam, ada kabar: disediakan hadiah US$ 25.000 jika tim Persib berhasil mengalahkan klub elite AC Milan. Uang perangsang tersebut bukan tantangan yang menggoda. Namun, ini merupakan bukti kesungguhan AC Milan -- juara Liga Italia 1994 -- untuk bertanding dengan juara kompetisi perserikatan dari Bandung itu di Stadion Utama Senayan, Jakarta, Sabtu awal Juni ini. Kabar dari Milan tadi sekaligus bahkan mencuatkan sinar di wajah promotor Eddy Sofyan. Seperti diketahui, pelatih dan komentator sepak bola ini telah mengundang AC Milan bermain di Indonesia sejak tahun lalu. Kemudian dibatalkan. Sebabnya terlalu teknis dan sepele: katanya, rumput lapangan di Senayan sedang dibenahi. Padahal, kontrak sudah diteken, dan Eddy telah menyetor persekot US$ 175 ribu -- ini tentu belum termasuk biaya transpor dan ongkos tetek-bengek lainnya. "Ternyata uang muka itu masih diperhitungkan," kata Eddy. Bahkan, iming-iming yang dikirim via faksimile tadi ke kantornya, A & E Sport Communications, merupakan pemikat bagi peminat si kulit bundar untuk menggoyang stadion berkapasitas 100 ribu penonton itu. Dari pertandingan melawan AC Milan itu, Persib mendapat match fee Rp 15 juta. Boleh jadi tim Jawa Timur Selection juga berpeluang mencoba AC Milan di Surabaya, Senin pekan depan. "Kami menyiapkan dana Rp 350 juta. Untuk Milan Rp 100 juta," kata Soeroso, panitia Milan-Jawa Timur, kepada Widjajanto dari TEMPO. Selama tur musim panas di Jakarta, Surabaya, dan Bali, AC Milan memboyong 18 pemain beken. Ini iklan bagus. Klub milik miliarder dan PM Italia, Silvio Berlusconi, yang baru merebut Piala Champions di Yunani itu membawa Gianluigi Lentini, Marco Simone, Dejan Savicevic, Zvonimir Boban, dan Marcel Desailly. Mereka sudah akrab di mata pecandu bola di sini, sehingga diharapkan jadi garansi dan sekaligus magnet untuk menarik penonton ke Senayan. Membanjirnya penonton ke Stadion Utama Senayan tentu menjadi ukuran sukses tidaknya pergelaran bisnis bola tersebut. Tampaknya, Eddy Sofyan memang tidak begitu pusing -- meski bujet pertandingan dipasang Rp 1 miliar. Biaya terbesar adalah untuk match fee (honor tanding) yang diminta AC Milan, yakni US$ 265 ribu atau sekitar Rp 530 juta. Eddy menargetkan stadion penuh. Hasil yang dipetik dari penonton di Senayan diperkirakan lebih besar ketimbang hasil ketika Liga Selection melawan Sampdoria, Mei silam. Liga Selection kalah tipis 2-3. Tapi pertandingan itu dibanjiri penonton hingga ke pinggir lapangan. Para pemain dan ofisial klub juara Piala Italia itu heran -- bercampur takut -- melihat reaksi publik yang luar biasa. Ada delapan perusahaan yang berperan menutup biaya Liga-Sampdoria yang Rp 500 juta itu. Untuk sekali main, Sampdoria dibayar US$ 150 ribu (sekitar Rp 300 juta). Ini lebih murah US$ 50.000 daripada bayaran ketika Sampdoria diminta main di Hong Kong dan Cina. Jika dihitung, dari tiket yang dijual (Rp 3.000 hingga Rp 50.000), panitia mendapat Rp 685 juta. Betulkah panitia saat itu memang meraih untung ratusan juta? "Ah, tidak sebesar itu, tapi kami tidak rugi," kata Deddy Setiabudhi, bendahara panitia pertandingan Liga-Sampdoria. Dalam pada itu, kalkulator Eddy Sofyan telah mengali-ngalikan bahwa pendapatan dari pertandingan AC Milan-Persib tak bakal membuatnya rugi. Hitung, misalnya, semua tempat terisi. Maka, dari karcis yang dijual Rp 5.000 sampai Rp 75.000, ia meraup Rp 1,3 miliar. "Jika pertandingan ini sukses, saya akan mendatangkan tim asing lain untuk main di Senayan," katanya. Kalau ternyata rugi? "Masih ada untung lain, yaitu nama," ujar Eddy Sofyan cepat. Di sinilah diharapkan bisnisnya bakal lebih lancar. Sebab, setelah ada nama, berarti diperoleh kepercayaan, kan? Wahyu Muryadi dan Rihad Wiranto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus