Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Upaya Menggelar Olimpiade Tokyo Secara Aman

Komite Olimpiade Internasional berjanji akan membantu biaya vaksin Covid-19 untuk atlet jika sudah tersedia.

18 November 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden International Olympic Committee (IOC) Thomas Bach mengunjungi tempat penyelenggaraan Olimpiade 2020 di National Stadium, Tokyo, Jepang, 17 November 2020. Behrouz Mehri/Pool via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Presiden IOC Thomas Bach menyarankan agar Olimpiade bisa diselenggarakan dengan memperbolehkan penonton datang menyaksikan secara langsung. 

  • Komite Olimpiade Internasional berjanji membantu biaya vaksin Covid-19 untuk atlet jika sudah tersedia.

  • Publik Jepang sebenarnya telah mengungkapkan keprihatinannya tentang penyelenggaraan Olimpiade Tokyo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TOKYO –  Olimpiade Tokyo tinggal delapan bulan lagi. Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan panitia Olimpiade Tokyo bersepakat akan terus melanjutkan pesta akbar olahraga empat tahunan tersebut di tengah pandemi Covid-19 yang sampai saat ini belum reda.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setelah pertemuan Presiden IOC Thomas Bach dan Perdana Menteri Jepang Suga Yoshihide pada pekan ini, mereka menyatakan tidak khawatir atas lonjakan jumlah kasus Covid-19 secara global yang tengah terjadi. Olimpiade Tokyo akan tetap berlangsung sesuai dengan jadwal dan kasus Covid-19 tidak akan menyebabkan penundaan atau pembatalan.

Bahkan Bach menyarankan agar Olimpiade—yang ditunda pelaksanaannya selama setahun karena pandemi—bisa diselenggarakan dengan memperbolehkan penonton datang menyaksikan secara langsung. Untuk itu, kata Bach, IOC akan mendorong para peserta dan penonton mendapatkan vaksinasi sebelum datang ke Jepang.

"Ini membuat kami semua sangat yakin bahwa kami dapat memiliki penonton di Stadion Olimpiade pada tahun depan dan penonton akan menikmati lingkungan yang aman," kata Bach dalam kunjungan pertamanya ke Jepang sejak pengumuman penundaan Olimpiade dilakukan pada Maret lalu.

Meski demikian, Bach dan penyelenggara tidak menyebutkan bahwa vaksinasi massal sebagai persyaratan untuk melanjutkan Olimpiade sesuai dengan rencana. Hanya, Bach mengatakan bahwa IOC akan bekerja dengan Komite Olimpiade Nasional di masing-masing negara untuk membantu biaya vaksinasi peserta jika vaksin Covid-19 sudah tersedia.

"Kami akan melakukan semua upaya agar sebanyak mungkin peserta mendapatkan vaksin," kata Bach. “Tentu saja semua orang juga ingin menonton langsung Olimpiade di stadion. Tapi prioritas utama IOC dan panitia penyelenggara tetap menawarkan lingkungan yang aman juga bagi penonton.”

Dalam waktu yang tersisa hingga Olimpiade dimulai, panitia Olimpiade akan terus memantau perkembangan yang akan datang untuk menentukan jumlah penonton. Sementara itu, Jepang juga sudah melakukan uji coba dengan menggelar kejuaraan senam internasional di Tokyo yang diikuti empat negara, yakni Jepang, Rusia, Cina, dan Amerika Serikat. Acara itu menggunakan protokol ketat kesehatan untuk semua peserta, penonton, dan jurnalis.

Belajar dari penyelenggaraan event olahraga saat ini, seperti Formula 1, balap MotoGP, tenis, bola basket NBA, sepak bola, dan badminton,  tak semua berhasil menjaga penularan virus terhadap pemain atau ofisial. Padahal, penyelenggara sudah menerapkan protokol kesehatan ketat dan menggunakan sistem gelembung untuk membatasi atlet hanya bertemu dengan ofisial di tim dan lingkungannya.

Namun sistem tersebut ternyata masih belum menjamin seseorang terhindar dari penularan virus corona. Seperti yang dialami sejumlah bintang olahraga yang positif Covid-19, termasuk Valentino Rossi di MotoGP dan Cristiano Ronaldo (sepak bola).

Jika IOC dan penyelenggara Olimpiade tidak mewajibkan vaksinasi peserta, segala jenis rencana terkoordinasi untuk mencegah atlet Olimpiade tertular virus selama di Tokyo tampaknya hampir mustahil. Risiko penularan itu cukup besar mengingat akan ada 11 ribu atlet dari 206 negara yang datang ke Jepang.

Adapun untuk penonton, tidak selalu ada pilihan stadion besar dengan tempat duduk yang diatur jaraknya. Beberapa cabang olahraga tertentu hanya memiliki ruang terbatas dan tertutup. Kondisi ini membuat risiko penularan di antara penonton pun lebih besar. Padahal, sebelum Covid-19 merebak secara globa, sekitar 600 ribu pengunjung asing datang untuk menonton Olimpiade 2020.

Publik Jepang sebenarnya telah mengungkapkan keprihatinannya atas  penyelenggaraan Olimpiade Tokyo. Mengacu pada survei yang digelar Kyodo pada Oktober lalu, 37,6 persen responden merasa Olimpiade sebaiknya tetap dilaksanakan. Sisanya, 31,8 persen, mendukung penundaan dan 24,1 persen memilih perhelatan akbar itu dibatalkan.

Sementara itu, kasus positif Covid-19 di Jepang dari data kemarin tercatat memiliki 166 ribu kasus dan 1.883 kematian. Jumlah tersebut memang relatif kecil dibanding kasus yang terjadi di negara-negara di Eropa maupun Amerika Serikat. Sedangkan secara global, kasus positif corona telah mencapai 54 juta kasus.

ASAHISHIMBUN| KYODONEWS| JAPANTODAY | NUR HARYANTO


23

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus