PENGURUS KONI Pusat, untuk masa jabatan empat tahun mendatang, masih dipenuhi tokoh-tokoh tua. "Pemegang kebijaksanaan memang orang-orang tua, tapi pelaksana di lapangan adalah orang muda," kata Ketua Umum KONI Pusat Jenderal (purn.) Surono saat mengumumkan susunan "kabinet"-nya, Senin lalu. Ia mengumumkan itu setelah bersama formatur yang lain -- Rudini dan Raja Inal Siregar -- menghadap Presiden Soeharto di Bina Graha. Wakil Ketua Umum I dipegang Menparpostel Soesilo Soedarman menggantikan Ketua Mahkamah Agung Ali Said. Secara berkelakar, Surono mengatakan bahwa olahraga berkaitan langsung dengan kepariwisataan. Soesilo Soedarman baru saja menjabat Ketua PB PABBSI menggantikan Bob Hasan. Rudini, tadinya, dicalonkan untuk jabatan itu. Namun, karena menjelang Pemilu, Rudini dianggap tak punya waktu mengurusi olahraga. Sedangkan Wakil Ketua Umum II merangkap Ketua Harian tetap dipercayakan kepada Letjen. (purn.) Soeweno, 62 tahun. "Pak Soeweno orangnya diam, tapi kerja keras, sampai kena strok dan masuk rumah sakit," kata Surono. Muka baru, tapi senior, adalah Letjen (purn.) Kahpi Suriadiredja, 58 tahun, bekas duta besar Indonesia untuk Korea Selatan. "Kita cari yang senior karena Sekjen harus bisa lobbying. Beliau jadi dubes di Kor-Sel saat diadakan Asian Games dan Olimpiade, jadi punya pengalaman khusus," kata Surono. Sekjen lama, M. Sarengat, tergusur. "Sebagai prajurit, saya berpendapat ada saat datang dan ada saat pergi," ujar Sarengat. Sarengat berharap, pengurus KONI yang baru menjaga kekompakan. "Sebab, dulu, praktis hanya lima orang yang aktif bekerja. Sehingga saya sebagai Sekjen harus mengerjakan banyak hal," katanya. Kini, Sarengat tak mengurus olahraga lagi. Jabatannya sebagai Ketua Bidang Pembinaan PASI juga sudah digantikan oleh Ir. Budi Darma, bekas juara nasional lempar martil. Ketua Bidang Organisasi dijabat Mayjen. L. Sunardi, bekas Pangdam Sriwijaya. Wakilnya tetap muka lama, Sondang Meliala. Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi, yang dulu ditempati Wiek Djatmika, sekarang diduduki oleh Drs. Sutardiono, Dekan Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP Jakarta. Wakil- nya dua orang. Yaitu, Ir. Budi Darma, yang baru pulang dari studi di Jerman, serta bekas ratu loncat indah Myrna Harjolukito. Myrna, istri manajer klub Pelita Jaya Rahim Soekasah, adalah psikolog yang mendalami soal gizi dan mental atlet. Bendahara KONI dijabat bekas Dirut BBD Omar Abdalla, S.E., dan wakilnya Drs. R. Sumawan Cokroprawiro, Bendahara Yayasan Museum Pancasila. Ketua Bidang Dana dan Usaha dipegang Faisal Abdao'e yang Dirut Pertamina dan wakilnya adalah Dirut BDN Drs. H.M. Samadikun Harjodarsono. Di mana tempat Bob Hasan? Tenang, ia masih tetap sebagai Ketua Bidang Luar Negeri. Wakilnya juga tetap B. Chaidir, yang juga Sekjen PASI. Ketua Bidang Daerah dijabat muka baru, Mayjen. Pol. Sunarto, dan wakilnya adalah Dokter Gurmilang Kartasasmita. Beberapa doktor dan profesor juga duduk dalam kepengurusan KONI yang baru. Misalnya, Prof. Dr. Sudibyo Setyobroto (Ketua Bidang Pengembangan dan Penelitian), orang Yogya yang baru dikukuhkan jadi anggota senat guru besar IKIP Jakarta. Prof. Dr. Sukarman, pakar olahraga dari Unair Surabaya, kini duduk sebagai Ketua Pusat Ilmu Olahraga. Yang menarik, ada Kolonel CPM IGK Manila, yang duduk sebagai Wakil Ketua Pusat Pengendali Latihan, mendampingi wajah lama Arnold Lisapally. "Kalau dulu ia menggiring gajah, mudahmudahan nanti bisa menggiring atlet-atlet," ujar Surono berseloroh. Kenapa pengurus KONI harus tokoh-tokoh tua? "Karena indukinduk organisasi yang dibawahkan KONI banyak dipimpin menteri dan jenderal-jenderal," kata Surono dengan santai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini