SQUASH bermula dari keisengan. Konon seorang tahanan di Inggris
untuk membunuh waktu, membuat bola kecil yang bisa
dipantul-pantulkan ke dinding dengan menggunakan tapak tangan
maupun benda lain, seperti piring. Dilakukan secara bergantian
di antara para tahanan.
Di Inggris secara resmi olahraga ini dimainkan di kalangan
murid-murid sekolah Harrow School tahun 1850. Lapangan
pertandingannya ketika itu begitu sempit, sehingga bolanya
sengaja dibuat empuk dan daya membalnya lambat. Dari sini
permainan ini kemudian berkembang ke rumah-rumah orang kaya,
untuk menghibur tamu-tamu mereka. Baru pada tahun 1930-an
lapangan squash dibuat di tempat-tempat umum. Klub-klub tenis,
ketika itu juga ada yang membangun lapangan squash untuk mencari
kenikmatan tambahan.
Permainan ini cepat menyebar ke negara jajahan Inggris, seperti
Australia Selandia Baru dan Pakistan. Di Sydney saja pada tahun
1938 sudah dibangun 5 lapangan. Menyebar bagaikan wabah, squash
cepat dapat pasaran di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa.
Jepang, negara yang paling cepat meniru, sekarang ini memiliki
hampir 7.000 lapangan.
Squash juga disebutkan orang "tenis dinding". Memang permainan
ini mengandalkan dinding. Bola dihantarkan ke lawan main dengan
lebih dulu menghantamkannya ke dinding dengan memakai raket yang
panjangnya sama dengan raket tenis. Hanya penampangnya lebih
kecil. Bola dipantulkan kembali oleh musuh sebelum bola itu
membal untuk kedua kalinya di lantai. Perpindahan serve dan
pengumpulan angka ditentukan dengan berhasil tidaknya seorang
pemain membuat lawan mati langkah dan tak bisa mengembalikan
bola. Satu game 9 angka (kecuali model Amerika Serikat yang 15
angka).
Permainan berlangsung di lapangan dengan ukuran 9,75 X 6,4 meter
dengan tinggi dinding bagian depan 4,57 meter. Para penonton
duduk di luar dinding belakang yang terbuat dari kaca tebal yang
tembus pandang.
Di Indonesia lapangan squash yang pertama dibangun di Kebayoran
Baru, Jakarta, oleh International Sport Club Indonesia, 6 tahun
yang lalu. Sekarang di sini terdapat 18 lapangan. Tersebar di
Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan dan Balikpapan.
Untuk menjadi anggota Borobudur Hotel Squash Club harus membayar
uang pangkal Rp 600.000. Sewa lapangannya perjam Rp 3.300. Di
Medan Club, uang muka Rp 150.000. Sewa lapangan sebulan Rp
19.000.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini