Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Dominasi pakistan di bandung

Bandung squash club menyelenggarakan pertandingan squash bertaraf internasional dengan pesertanya dari pakistan, singapura dan indonesia. gul bersaudara dari pakistan merajai lapangan. (or)

7 Agustus 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

UNTUK pertama kali pertandingan squash bertaraf internasional berlangsung 1 Agustus yang lalu. Pertandingan yang diselenggarakan Bandung Squash Club dengan sponsor bir Anker, dimaksudkan menggugah KONI agar menerima olahraga itu sebagai cabang olahraga resmi di Indonesia. Pertandingan memperebutkan uang itu berlangsung dengan sekitar 100 penonton di lapangan squash yang terletak di belakang Stadion Siliwangi, Bandung, antara Pakistan dan Singapura. Pemain Pakistan Fahim Gul, memenangkan pertandingan setelah mengalahkan kakaknya sendiri, Rahim Gul (juga dari Pakistan) dalam final dengan 3-1 (9-6, 7-9, 9-7, 9-3). Juara nasional Singapura, Zainal Abidin dan pemain andalan lainnya, Danny Sim, gagal merebut hadiah-hadiah menarik. Untuk pemain Indonesia, kejuaraan terbuka itu kelihatannya masih merupakan gelanggang yang hanya pantas ditonton -- dan belum layak ikut bergulat memperebutkan hadiah. Bagi para pemain lokal yang baru mengenal olahraga ini beberapa tahun yang lalu, pada hari yang sama diselenggarakan pula pertandingan khusus untuk pribumi. Pemain terbaik Indonesia sekarang ini, Bambang Gatot Subroto yang pernah bertanding di Singapura dan Muangthai, keluar sebagai juara, mengalahkan 15 pemain asal Bandung, Jakarta dan Balikpapan. Bambang, 27 tahun, ayah dari 4 orang putra itu mengenal squash baru dua setengah tahun yang lalu. "Saya tertarik melihat betapa asyiknya tamu-tamu hotel memukul-mukul bola ke dinding," cerita karyawan hotel Borobudur Jakarta itu. Dalam berbagai kejuaraan di luar negeri, Bambang memang termasuk dalam tim inti. Tetapi dia hanya menempati ranking kedua, setelah David McCormic yang berkewarganegaraan Selandia Baru. Bintang dalam pertandingan di Bandung itu tentu saja sang juara, Fahim Gul. Pemuda berusia 24 tahun itu muncul dengan permainan cepat dan keras. Kadang-kadang diselingi dropshot ke dinding yang membuat abang kandungnya Rahim Gul, 31 tahun, sering mati langkah. Fahim juga lebih unggul dalam penempatan bola di sudut-sudut lapangan permainan dengan pukulan-pukulan plintir. Selain usianya yang jauh lebih muda ketimbang Rahim, sang juara mengaku punya resep latihan keras untuk menjadi juara. "Menjadi seorang pemain squash, sama artinya dengan bunuh diri. Bayangkan, ketika orang-orang masih nyenyak tidur, saya sudah harus bangun pagi-pagi untuk latihan lari. Tiap hari rata-rata saya berlatih 4 jam," ceritanya. Pakistan merupakan gudangnya pemain squash -- setelah hockey. Olahraga ini terutama populer di kalangan angkatan bersenjata. (lihat juga box). Untuk tingkat dunia negara itu pernah memiliki Hashim Khan, pemain yang bertahun-tahun lamanya mendominasi pertandingan kejuaraan dunia tidak resmi di Inggris. Sebagai pertandingan bertaraf internasional yang pertama, pertandingan di Bandung itu cukup memperlihatkan mutu dengan pemunculan Gul bersaudara. Fahim kabarnya merupakan pemain ranking ke-17 di dunia. Dia juara nasional Pakistan. Di samping itu dia pernah menjuarai Malaysia Squash Open (1977), Zambian Open (1980) dan Bahrain Open (1980). Sedangkan kakaknya Rahim adalah ranking ke-16 dunia. Dan pernah menjadi pelatih tim nasional Singapura.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus