Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Wong kembali bersinar

Wong hung nung yang sudah diskors seumur hidup oleh fam (persatuan sepak bola malaysia) dengan tuduhan suap, dicabut hukumannya oleh pengadilan tinggi malaysia karena tidak ada bukti kuat.

16 Mei 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SETIAP sore, sekitar dua jam, Wong Hung Nung, 28 tahun, terlihat berlari mengitari Taman Tasik Perdana, di pinggiran Kuala Lumpur, bersama teman-temannya satu klub, FAS (persatuan sepak bola Selangor). Bekas bek andalan tim nasional Malaysia itu kembali lagi giat berlatih setelah Senin pekan lalu, Pengadilan Tinggi Kuala Lumpur mencabut keputusan yang dibuat FAM (persatuan sepak bola Malaysia, semacam PSSI di sini). Itu berarti, karier Wong yang sempat padam sebagai pemain bola bersinar kembali. Wong tampak gembira, tapi kepada wartawan TEMPO, Ekram Attamimi, yang menemuinya pekan lalu di Taman Tasik Perdana, Wong, yang masih bersimbah peluh berkata, "Saya dinasihatkan tidak berbicara tentang kasus itu. Kalau Anda mau, kita bicara soal lain-lain saja." Manajer Selangor, Mazlan Harun, yang mendampinginya berlatih, menimpali, "Kalau dia berkomentar, bisa menyinggung orang-orang FAM, dan akan menyulitkan kembali posisinya." Pada 20 Oktober tahun lalu, FAM menjatuhkan skors seumur hidup atas Wong Hung Nung karena dianggap terlibat suap. Pemain yang sudah bergabung dalam tim nasional Malaysia sejak 1977 itu bukan cuma diharamkan bermain bola. Wong tak boleh jadi ofisial, wasit, pelatih, atau ikut aktivitas lainnya yang berada di bawah FAM. Ini adalah ekor hancurnya tim nasional Malaysia di Asian Games Seoul. Tersisih di babak pendahuluan -- setelah terus-terusan kalah, di antaranya 0-1 dari Indonesia. Malaysia malah jadi juru gunci grup. Dalam pertandingan pertanna di grup C, 21 September tahun lalu, Malaysia dikalahkan Arab Saudi 1-3. Gol balasan justru dicetak oleh Wong Hung Nung. Tapi entah bagaimana ofisial menuduh Wong menjelang pertandingan mencoba menyuap sejumlah pemain sebesar M$ 5.000 (lebih Rp 3 juta) per orang, dengan syarat Malaysia harus kalah dengan 2 gol. Untuk itulah rupanya pemain belakang itu mencetak gol, ketika timnya sempat kecolongan 3-0. Wong, pegawai Bank Perwira Habib ditanya, menolak tuduhan. Tapi vonis tetap jatuh. Maka, Februari yang lalu, dia memohon pada Mahkamah Tinggi agar mencabut keputusan FAM. Ternyata, mahkamah memenangkannya. Hakim Harun Hashim, setelah empat kali bersidang, menyatakan bahwa keputusan FAM tidak bisa diterima dan dinyatakan batal. FAM dianggap membuat kekeliruan besar karena tidak bisa membuktikan adanya dua pemain yang konon diiming-imingi Wong sejumlah uang agar mengkhianati timnya. Tuduhan muncul semata karena ofisial Malaysia menerinna tiga kali telepon gelap yang melaporkan pekerjaan keji Wong . "Dalam kasus seperti ini," kata. Hakim Harun Hashim, "FAM tak bisa menjatuhkan hukuman berat yang bisa disamakan dengan hukuman mati. " Memang siapa pemain yangmengaku dihubungi Wong Hung Nung tetap gelap. "Sampai saat ini, saya tidak tahu siapa mereka," kata Wong. Orang yang mengetahuinya adalah Datuk Harun Idris, manajer tim nasional Malaysia ke Asian Games. "Memang sayalah yang membawa kasus ini kepada FAM," kata bekas Menteri Besar Selangor yang menjadi wakil presiden FAM. Kenapa Datuk menuduh tanpa bukti? "Kalau saya tak yakin adanya kasus penyuapan itu tak akan saya bawa sampai ke sidang FAM,"jawabnya. Hanya saja, kata Harun Idris, kasus suap memang sulit dibuktikan di depan pengadilan. "Pembuktian dari segi organisasi dan pengadilan tentu akan berbeda," katanya. Dalam kasus Wong, menurut Harun Idris, sebetulnya ada empat pemain yang terlibat. Dua pemain membongkar kasus itu pada FAM. Tapi identitas mereka--sesuai dengan konsensus - terpaksa dilindungi. "Kalau sempat nama mereka tersiar di media massa, mereka akan susah," kata Harun. Setelah keputusan pengadilan, menurut Harun Idris, Wong Hung Nun boleh bermain di klub atau kesebelasan negara bagian mana saja di Malaysia. Dia boleh mengikuti kejuaraan resmi Piala Malaysia maupun kompetisi FAM. Timnya yang lama, FAS, sudah menerima Wong. "Kami akan berpegang pada keputusan pengadilan," kata manajer tim Mazlan Harun, yang sebetulnya adalah putra Datuk Harun Idris. Tapi belum tentu Wong bisa kembali bergabung di dalam tim nasional. Sebab, menurut Datuk Harun, tidak otomatis pemain yang bermain bagus terpilih di tim nasional. "Masih ada pertimbangan lain, seperti rasa tanggung jawab, yang perlu diuji dulu sebelum pilihan dijatuhkan pada seorang pemain," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus