KALANGAN FASI (Federasi Aerosport Seluruh Indonesia), terutama
yang membidangi cabang aeromodelling, sudah yakin bisa ikut
serta dalam X. SK KONI no. 040 tertanggal 20 Mei 1980 memang
mencantumkan aeromodelling di antara 44 cabang olahraga yang
dijadwalkan untuk PON Jakarta, September 1981.
Sebagaimana dipersyaratkan pada semua cabang olahraga, FASI pun
mengadakan kejuaraan nasional pra-kualifikasi di Lapangan Udara
Pelita, Pondok Cabe, Jakarta, 17 - 21 Desember. Kejurnas itu
diikuti 126 atlet -- kebanyakan masih remaja -- dari Aceh,
Sum-Ut, Sum-Sel, DKI, Ja-Bar, Ja-Teng, Ja-Tim, Yogyakarta dan
Irian Jaya.
"Sejak diadakan ekshibisi aeromodelling di PON 1977, banyak
remaja tertarik pada olahraga dirgantara ini," kata Ketua
Pembinaan Aeromodelling PB FASI, Gotok M. Puspito. Di ruang
"Hasta Karya" TVRI, ia pekan lalu mengajarkan cara membuat model
pesawat tak bermesin itu. Juga diputarkannya film bagaimana
gemarnya kaum remaja terhadap olahraga ini. Ada pramuka putra
remaja, ada gadis belia cakap yang ternyata trampil juga terbang
sendiri, bahkan pesawatnya berakrobat di angkasa.
Masuk Akal
Olahraga ini menuntut kesanggupan atlet membuat sendiri pesawat
terbang dan menerbangkannya. "Jelas ini olahraga yang melibatkan
kecakapan berpikir, ketahanan mental dan pisik," kata Mayor (AU)
Usin Rasna Said, juga anggota PB FASI. Dia dan para atlet
aeromodelling sempat terkejut dan kecewa. Justru di tengah
berlangsungnya pra-kualifikasi tersebut, muncul berita dari
Wakil Sekjen KONI Pusat, Drs. Harsuki bahwa aeromodelling tidak
tercantum dalam jadwal PON X.
Berita koran itu sebenarnya bersumber pada SK 113, tertanggal 8
Desember 1980 yang ditandatangani Ketua Umum KONI,
Hamengkubuwono IX, yang mencabut SK 040. Dan ia menetapkan 39
cabang olahraga saja yang dipertandingkan.
Kalau Layang Gantung dan Pesawat Bermotor dicoret, "itu masuk
akal, sebab penggemarnya belum begitu banyak," kata Mayor Usin.
Kalau hanya alasan tempat atau dana, katanya lagi, FASI bisa
saja ikut menanggung sendiri.
"Paling tidak nomor chuck Glider, Glider A2 dan Aerobatic
yang tak mahal itu dapat diikuti oleh banyak daerah," tambah
Gotok.
Aeromodelling tidak dicantumkan, menurut Harsuki, "karena wakil
FASI tidak mengajukannya lagi" dalam rapat di KONI, awal
Desember. Yang diajukannya konon cuma terjun payung dan layang
gantung. Namun Gotok belum berputus asa. "Bapak Ketua Umum
FASI) Ashadi Tjahyadi menjanjikan akan berusaha supaya
aeromodelling dipertandingkan juga di PON," katanya.
Tae-Kwondo yang pekan lalu mengikuti Turnamen Pasifik Selatan I
di Brisbane, Australia, juga tidak akan dipertandingkan di PON.
"Karena pengurusnya tidak dapat mengajukan peraturan
pertandingan yang seragam," ujar Harsuki. Tae-Kwondo punya Ketua
Umum, Pangkowilhan III Letjen Leo Lopulisa. Olahraga ini memang
sedang terpecah dalam dua aliran.
Golf sebenarnya pernah masuk PON IX. Kali ini ia tidak masuk
daftar. Persatuan Golf Indonesia (PGI) sendiri yang mengundurkan
diri. Alasannya karena masalah jatah atlet saja, ujar Sekjen PGI
Subroto Kusmardjo.
Konon untuk PON X nanti golf diberi jauh 90 atlet saja dengan
ketentuan 36 saja yang ditanggung panitia PON.
"Kami bingung bagaimana caranya membagi yang 36 itu," kata
Subroto. Menjelang PON IX lalu, tidak ada kesulitan jatah atlet.
Selain jumlah klub masih sedikit, dulu pesertanya pun belum
terlalu banyak (60 atlet). Sekarang ada 52 klub. Dari 27
provinsi di Indonesia, 16 daerah kini mengembangkan olahraga
golf. Dengan jatah terbatas, tiap daerah mungkin hanya akan
diwakili satu atau dua atlet. "Tak mungkin mereka mengikuti
pertandingan antar tim yang biasanya harus berjumlah tujuh
orang, yakni empat pria dan tiga wanita," tambah Subroto.
PGI toh tidak akan mengecewakan para anggotanya. Organisasi itu
akan menyelenggarakan kejurnas berbobot PON. Tapi Subroto belum
bisa memastikan tanggalnya.
Peserta PON X, menurut SK 113 tersebut, hanya berjumlah 3300,
termasuk 236 of fisial. Panitia Besar PON akan menanggung 50%
beban biaya. Biaya 50% lagi dibebankan kepada daerah peserta.
Perincian peserta, menurut cabang olahraga, adalah atletik (230
atlet), renang (75), loncat indah (20), polo air (55), anggar
(80), senam (60), tenis meja (72), lawn tennis (69), tinju (95),
menembak (120), gulat (95), angkat besi (50), angkat berat (43),
bina raga (23), judo (72), balap sepeda (65), panahan (80),
karate (72), bulutangkis (110), pencak silat (110), bridge (84),
kempo (56), bilyard (25), bola basket (150), bola volley (160),
sepakbola (204), hockey (96), softball (168), catur (60), ski
air (49), dayung (52), layar (60), power boating (40), selam
(25), bowling (60, berkuda (45), terjun payung (50), terbang
layang (24) dan sepak takraw (60).
PON 1977, juga di Jakarta, diikuti 2866 peserta (termasuk
offisial) saja. Maka PON 1981 jelas akan lebih ramai walaupun
dengan cabang olahraganya dikurangi dari 44 jadi 39.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini