APA yang bisa dibayangkan anak-anak sekarang tentang tahun 2000?
Tahun yang belum datang itu memang menantang. Sejumlah
cendekiawan telah mencoba menganalisa apa saja yang mungkin
terjadi waktu itu. Kepadatan penduduk, kekurangan pangan,
polusi, kekeringan sumber energi, kehidupan di planet lain . . .
Tapi anak-anak, yang di tahun tersebut akan telah menjadi
dewasa, apa yang mereka bayangkan kini?
UNESCO, badan pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan PBB,
di tahun anak-anak yang lalu -- 1979 membuka lomba melukis
anak-anak seluruh dunia dengan tema 'Kehidupan Saya di Tahun
2000'. Hasilnya Januari ini dipamerkan di Yogya, setelah selama
lima hari di akhir Desember tahun lalu dipertontonkan di
Jakarta.
Menarik: hampir semuanya membayangkan kehidupan yang beres-beres
saja. Tak ada kedukaan. Kecuali dua lukisan. Satu punya seorang
anak dari Afghanistan, berumur 11 tahun. Seorang anak sedang
tidur dikelilingi gambar kepala-kepala hitam yang menakutkan.
Sebuah teror. Di negerinya memang sedang berlangsung pendudukan
tentara asing.
Tangga Ke Bulan
Yang satu lagi, datang dari Yunani, dari cewek 12 tahun. Masalah
yang disuguhkan, sangat akrab: polusi yang mengancam hidup.
Gambarnya sendiri puitis: seorang anak perempuan duduk kesepian,
di latar belakang nampak gedung-geung megah berjejalan.
Semuanya hitam atas putih. Di hadapan anak tumbuh sekuntum
bunga, merah. Hanya itu. Satu "protes terhadap industri"? Satu
kekhawatiran menjadi tandusnya dunia?
Anak-anak memang sangat dipengaruhi lingkungannya, lebih dari
yang dikira orang dewasa. Dan tak sepenuhnya bisa dikontrol
bapak, ibu, guru atau kakaknya. Tetangga, sekolah, majalah yang
kebetulan dibuka-buka, tv dan hanyak lagi, adalah dunia yang
membentuk daya imajinasinya. Dan barangkali saja di
negara-negara Amerika Latin demam tentang piring terbang memang
seru. Anak-anak dari negara Amerika Latin (Argentina, Bermuda,
Bolivia, Chili dan beberapa lagi) menyuguhkan gambar pendaratan
piring terbang di bumi -- dengan damai.
Dari negara-negara maju: Amerika Serikat, Jerman Barat, Denmark,
Inggris, Belanda, rata-rata anak-anak mereka melukiskan dunia
bak yang dilukiskan science fiction kini. Kehidupan di bawah
tanah, di angkasa dengan teknologi yang ultra modern, dan
robot-robot yang membantu manusia.
Toh menyelip sebiji lukisan yang mengundang perhatIan. Yang ini,
dari Inggris, menggambarkan padatnya bumi -- dan karena itu
manusia mencipta dunia baru di atas bumi. Juga di bawah air dan
tanah. Dan di sebuah sudut kepadatan, ada gamhar seorang anak
lagi melukis. Di situ ada keterangan, bahasa Inggris, yang
artinya: "Saya sedang melukis kehidupan saya di tahun 3000."
Hebat.
Daya khayal memang juga berkait dengan tingkat kemajuan sosial
tertentu, selain ciri khas masing-masing tempat. Mexico, yang
masih tergolong dunia ketiga dan belum tinggi teknologinya,
tercermin pada lukisan seorang anak yang serta. Di tahun 2000
itu ia mengkhayalkan bisa mencapai bulan. Bukan dengan pesawat
ruang angkasa, tapi dengan tangga yang panjang sekali.
Cina, dengan tradisi melukisnya yang konon masih hidup di
rumah-rumah, sangat pantas bila merupakan negeri anak-anak yang
terasa lancar menarik garis. Dan seorang anak 6 tahun,
membayangkan di tahun 2000 bermain ayunan -- di angkasa.
Uniknya, yang menjadi gantungan tali ayunannya adalah bulan
sabit. Dan berdiri pada bulan itu, anak yang lain, mungkin
adiknya, tertawa senang.
Sebuah lagi, dari Korea Utara -- dilukis anak 11 tahun, sebuah
gambar peternakan ayam. Tak ada istimewanya kalau hanya itu.
Tapi lihatlah: ayam-ayam itu begitu besar, lebih besar dari
manusia -- juga telur-telurnya.
Anak-anak Vietnam dalam pada itu tak banyak berfantasi. Mereka
hanya menggambar orang mendayung perahu. Juga anak-anak Rusia.
Dan dari Afrika tak ada yang terlalu istimewa.
Indonesia sendiri diwakili dua lukisan. Karya Dian Kurniasih
Wahyusari dan Guarina, dua-duanya 8 tahun. Dian, sederhana saja
yang dibayangkannya di tahun 2000: ia telah memiliki sebuah
galeri seni pribadi. Guarina menggambarkan kehidupan di tahun
tersebut sebagai kehidupan di bawah air dan angkasa. Bis, mobil,
sepeda, melayang-layang dengan enak di angkasa, sementara di
bawah air beberapa orang dengan pakaian selam, entah lagi
mengerjakan apa.
Anak-anak, 4 - 12 tahun, memang "masih bersih". Itulah mengapa
mereka praktis menyuarakan optimisme. Malahan seorang anak
melukiskan kehidupannya di tahun itu: ia menikah -- dengan pesta
yang meriah.
Melihat umurnya, dialah barangkali yang meramal paling tepat --
kalau saja ia selamat hidup sampai tahun itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini