Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Anak-Anak Ke Tahun 2000

Pameran lukisan anak-anak di Yogya, hasil lomba melukis anak-anak seluruh dunia dengan tema "kehidupan saya tahun 2000" yang diselenggarakan unesco. hampir semua lukisan menggambarkan kehidupan. (sn)

10 Januari 1981 | 00.00 WIB

Anak-Anak Ke Tahun 2000
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
APA yang bisa dibayangkan anak-anak sekarang tentang tahun 2000? Tahun yang belum datang itu memang menantang. Sejumlah cendekiawan telah mencoba menganalisa apa saja yang mungkin terjadi waktu itu. Kepadatan penduduk, kekurangan pangan, polusi, kekeringan sumber energi, kehidupan di planet lain . . . Tapi anak-anak, yang di tahun tersebut akan telah menjadi dewasa, apa yang mereka bayangkan kini? UNESCO, badan pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan PBB, di tahun anak-anak yang lalu -- 1979 membuka lomba melukis anak-anak seluruh dunia dengan tema 'Kehidupan Saya di Tahun 2000'. Hasilnya Januari ini dipamerkan di Yogya, setelah selama lima hari di akhir Desember tahun lalu dipertontonkan di Jakarta. Menarik: hampir semuanya membayangkan kehidupan yang beres-beres saja. Tak ada kedukaan. Kecuali dua lukisan. Satu punya seorang anak dari Afghanistan, berumur 11 tahun. Seorang anak sedang tidur dikelilingi gambar kepala-kepala hitam yang menakutkan. Sebuah teror. Di negerinya memang sedang berlangsung pendudukan tentara asing. Tangga Ke Bulan Yang satu lagi, datang dari Yunani, dari cewek 12 tahun. Masalah yang disuguhkan, sangat akrab: polusi yang mengancam hidup. Gambarnya sendiri puitis: seorang anak perempuan duduk kesepian, di latar belakang nampak gedung-geung megah berjejalan. Semuanya hitam atas putih. Di hadapan anak tumbuh sekuntum bunga, merah. Hanya itu. Satu "protes terhadap industri"? Satu kekhawatiran menjadi tandusnya dunia? Anak-anak memang sangat dipengaruhi lingkungannya, lebih dari yang dikira orang dewasa. Dan tak sepenuhnya bisa dikontrol bapak, ibu, guru atau kakaknya. Tetangga, sekolah, majalah yang kebetulan dibuka-buka, tv dan hanyak lagi, adalah dunia yang membentuk daya imajinasinya. Dan barangkali saja di negara-negara Amerika Latin demam tentang piring terbang memang seru. Anak-anak dari negara Amerika Latin (Argentina, Bermuda, Bolivia, Chili dan beberapa lagi) menyuguhkan gambar pendaratan piring terbang di bumi -- dengan damai. Dari negara-negara maju: Amerika Serikat, Jerman Barat, Denmark, Inggris, Belanda, rata-rata anak-anak mereka melukiskan dunia bak yang dilukiskan science fiction kini. Kehidupan di bawah tanah, di angkasa dengan teknologi yang ultra modern, dan robot-robot yang membantu manusia. Toh menyelip sebiji lukisan yang mengundang perhatIan. Yang ini, dari Inggris, menggambarkan padatnya bumi -- dan karena itu manusia mencipta dunia baru di atas bumi. Juga di bawah air dan tanah. Dan di sebuah sudut kepadatan, ada gamhar seorang anak lagi melukis. Di situ ada keterangan, bahasa Inggris, yang artinya: "Saya sedang melukis kehidupan saya di tahun 3000." Hebat. Daya khayal memang juga berkait dengan tingkat kemajuan sosial tertentu, selain ciri khas masing-masing tempat. Mexico, yang masih tergolong dunia ketiga dan belum tinggi teknologinya, tercermin pada lukisan seorang anak yang serta. Di tahun 2000 itu ia mengkhayalkan bisa mencapai bulan. Bukan dengan pesawat ruang angkasa, tapi dengan tangga yang panjang sekali. Cina, dengan tradisi melukisnya yang konon masih hidup di rumah-rumah, sangat pantas bila merupakan negeri anak-anak yang terasa lancar menarik garis. Dan seorang anak 6 tahun, membayangkan di tahun 2000 bermain ayunan -- di angkasa. Uniknya, yang menjadi gantungan tali ayunannya adalah bulan sabit. Dan berdiri pada bulan itu, anak yang lain, mungkin adiknya, tertawa senang. Sebuah lagi, dari Korea Utara -- dilukis anak 11 tahun, sebuah gambar peternakan ayam. Tak ada istimewanya kalau hanya itu. Tapi lihatlah: ayam-ayam itu begitu besar, lebih besar dari manusia -- juga telur-telurnya. Anak-anak Vietnam dalam pada itu tak banyak berfantasi. Mereka hanya menggambar orang mendayung perahu. Juga anak-anak Rusia. Dan dari Afrika tak ada yang terlalu istimewa. Indonesia sendiri diwakili dua lukisan. Karya Dian Kurniasih Wahyusari dan Guarina, dua-duanya 8 tahun. Dian, sederhana saja yang dibayangkannya di tahun 2000: ia telah memiliki sebuah galeri seni pribadi. Guarina menggambarkan kehidupan di tahun tersebut sebagai kehidupan di bawah air dan angkasa. Bis, mobil, sepeda, melayang-layang dengan enak di angkasa, sementara di bawah air beberapa orang dengan pakaian selam, entah lagi mengerjakan apa. Anak-anak, 4 - 12 tahun, memang "masih bersih". Itulah mengapa mereka praktis menyuarakan optimisme. Malahan seorang anak melukiskan kehidupannya di tahun itu: ia menikah -- dengan pesta yang meriah. Melihat umurnya, dialah barangkali yang meramal paling tepat -- kalau saja ia selamat hidup sampai tahun itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus