Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Yunior Model Bekasi

Persikasi Bekasi untuk kedua kalinya mendapat Piala Suratin setelah pada babak final mengalahkan PSP Padang 2-1 di stadion Mandala Krida Yogyakarta kisah sukses Persikasi. (or)

25 Mei 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERSIKASI Bekasi disambut meriah. J Puluhan ribu wara kabupaten yang terletak sekitar 30 km dari Jakarta itu minggu pagi lalu, tampak mengelu-elukan kesebelasan yunior ini, yang baru tiga hari sebelumnya berhasil merebut untuk kedua kalinya Piala Suratin di stadion Mandala Krida, Yogyakarta. Sambutan meriah terhadap tim yang di final menundukkan PSP Padang dengan 2 - 1 itu memang bisa dimaklumi. Sebab, hasil yang dibuat tim yang sebagian besar pemainnya adalah anak-anak yang tak lulus SMA ini memang cukup meyakinkan. Yakni, menjadi satu-satunya tim yunior selain Jakarta yang bisa memboyong Piala Suratin - lambang supremasi sepak bola yunior Indonesia lebih dari sekali sejak kejuaraan untuk pemain berusia 19 tahun ke bawah ini dimulai 20 tahun yang lalu. Dimulai di Jakarta waktu itu, kejuaraan selama ini sudah dilaksanakan sepuluh kali. Dan selama itu, hanya enam dari 300 perserikatan lebih yang terdaftar di PSSI, yang bisa memboyong Piala Suratin. Mereka adalah Persija Jakarta (empat kali), Persebaya Surabaya, PSMS Medan, Persiter Ternate, Persijap Jepara (masing-masing sekali), dan Persikasi Bekasi (dua kali). Munculnya Persikasi, kesebelasan dari kabupaten yang berpenduduk sekitar 1,5 jutajiwa, sebagai kampiun baru kejuaraan Piala Suratin setidak-tidaknya memang mencuatkan terjadinya pergeseran kekuatan pada bond-bond yunior perserikatan. Pada awalnya kejuaraan ini dikuasai oleh bond kotakota besar, seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan, tapi, kini - paling tidak dalam tiga tahun terakhir - kompetisi ini sudah mulai didominasi klub-klub dari daerah terpencil. Ini terlihat di kejuaraan yang baru dimenangkan Bekasi. Kecuali PSP Padang, tak ada tim kota yang blsa mencapal semlImal. Dua tim kabupaten: Langkat dan Parepare, selain Bekasi dan PSP Padang, sudah menyisihkan mereka. "Ini membuktikan bahwa pembinaan sepak bola di daerah khususnya pemain yunior tidak melempem," kata Kardono, ketua umum PSSI. Dan jadi "menarik", tambah ketua umum PSSI yang sengaja menyempatkan diri datang melihat pertandingan final Piala Suratin, pekan lalu itu, prestasi anak-anak kabupaten itu bahkan melampaui pemain-pemain dari kota-kota besar. Kenapa? "Bisa jadi hanya kebetulan. Tapi, paling tidak, ini indikasi bahwa semangat main bola di daerah yang ada di bawah Komda-Komda PSSI tetap membara," kata Nugraha Besoes, sekretaris umum PSSI. Begitu kuat semangat itu sehingga, kendati dengan fasilitas apa adanya, tambah Nugraha lagi, daerah-daerah itu bisa membentuk tim yang di lapangan bisa mengungguli tim-tim dari kota besar yang dibentuk dengan fasilitas dana yang lebih besar. Tapi yang terjadi pada Bekasi tentu bukan kebetulan. Di sana ada faktor penunjang utama yakni pembinaan di klub-klub yang ikut menunjang kekuatan tim. Di Bekasi, seperti diungkapkan Zaenal Abidin, manajer tim Persikasi ketika merebut Piala Suratin tahun lalu, "Daerah atau perserikatan bisa kuat karena mereka mendapatkan pemain-pemain yang baik dari klub-klub." Ada puluhan klub yunior tercatat di Bekasi. Ini tak dibantah oleh bupati dan sekwilda Bekasi, dua pejabat yang kini ikut tenggelam dalam kegembiraan karena kemenangan timnya. "Andil kami sekadar memberikan jalan keluar mengatasi keperluan dana," kata bupati Bekasi Suko Martono. Adalah bupati ini dengan dibantu sekwildanya, Suratman, yang juga ketua umum Persikasi, yang mengumpulkan dana sekitar Rp 36 juta dari sejumlah donatir untuk biaya Persikasi ke kejuaraan Piala Suratin. Persikasi sendiri sebenarnya bukanlah pendatang baru di kejuaraan PSSI, seperti Piala Suratin. Berdiri 1962, perserikatan ini sudah aktif di pelbagai kejuaraan PSSI sejak lahir. Namun, karena sering sudah tersisih meski baru di babak awal, perserikatan ini jadi tak begitu dikenal. Baru 1979, ketika Bekasi Putera "menemukan bibit-bibit unggul", nama Bekasi mulai masuk surat kabar. Bibit itu yang kini sudah jadi di antaranya Warta Kusuma, Dudung Abdullah (keduanya kini memperkuat PSSI Pra-Piala Dunia), I Maman Suryaman, Zainal Arifin, dan Buchori (kini memperkuat klub Galatama Warna Agung). Para pemain"bintang"tadi memang tak menjadi tulang punggung utama Persikasi ketika merebut Piala Suratin pertamakali pada 1984. Tapi, mereka, yang kemudian sebagian besar ditarik klub Galatama di Jakarta, seperti dituturkan pelatih Bekasi Putera Suardi Simon, "Jadi semacam pembangkit semangat anak-anak Bekasi". Sebab, dengan materi merekalah, Bekasi Putera, pada 1980, jadi tim Bekasi pertama yang dipercaya PSSI untuk ikut turnamen persahabatan untuk pemain berusia 15 tahun ke bawah, Lions City Club di Singapura. Klub ini dikirim pengurus PSSI sebagai pengganti PSSI yunior yang sebelumnya digilas mereka 7-0. WARTA dan kawan-kawan waktu itu W memang kalah di Singapura Tapi, kepergian mereka kemudian menyentakkan tak hanya klub-klub yang ada di kabupaten yang luasnya sekitar 1.200 km2 itu, tapi juga pengurus Persikasi. Oleh pengurus Persikasi mereka kemudian diminta memperkuat tim perserikatan ke kejuaraan Piala Suratin 1982. Namun, Warta cs. dan juga Pelatih Suardi Simon belum berhasil ketika itu. Baru pada 1984, dengan persiapan yang lebih matang dan juga materi pemain muda yang terus bermunculan, di antaranya Atmadi dan Makmun (kapten Persikasi sekarang ini), yang merupakan hasil seleksi dari 100 pemain dari lima klub, Simon berhasil. Kini, memiliki 25 pemain yang diakuinya berbakat dan sudah memiliki disiplin yang kuat, Persikasi sudah mulai bersiap-siap mencetak bibit-bibit baru lagi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus