UAP kaporit kolam Senajan menjengat hidung, membangkitkan
nostalgia seorang pemuda pendek berdada bidang. Menjandang
sebuah kamera dan sebentar-sebentar menengok arlodji
stop-watch-nja, ia melepaskan pandangan kekolam, dimana
perenang-perenang-Kelompok Umur berpatjuh-patjuh dengan
gantjang. "Saja jakin dua tahun lagi rekor 1500 meter saja akan
tumbang", katanja tanpa menundjukkan keraguan. Zakaria Nasution
-- demikian nama pemuda tersebut --pemegang Rekor Nasional 1500
meter Gaja Bebas (18:49,5) terdapat diantara perenang-perenang
pensiunan jang telah kehilangan zaman-nja. Seperti lazimnja
didunia renang, anak kelahiran Medan jang baru berusia 26 tahun
(15 Mei 1945) terhitung "tua". meskipun sebagai pemain Polo ia
masih berwibawa. Andaikata ia dilahirkan 10 tahun kemudian sudah
pasti ia merupakan bintang dari sekian banjak bintang-bintang
perenang K.U. Dan andaikala sistim K.U. sudah dilaksanakan pada
tahun 50-an, tidak diragukan ia akan mentjapai puntjak jang
lebih tinggi. Tetapi itulah nasib Zakaria jang hanja
mengandalkan bakat.
Membuat "come back"? Bukan sadja faktor usia, terlebih lagi
"konsentrasi sekarang sudah lain". Maksud Zakaria bukan kondisi
djasmaniah jang menghadang, tetapi "mental jang terombang-ambing
dalam problem kehidupan selama 10 tahun belakangan ini" tidak
memungkinkan ia tampil dengan kondisi mental seorang remadja.
Itulah sebabnja dia menjatakan bahwa sistim pembinaan K.U. akan
menggarap prestasi maksimal seorang perenang "djustru disaat
konsentrasi mereka belum tergoda". Apa jang menggoda Zaka memang
sedang dialaminja. "Sampai sekarang nasib saja belum menentu,
apakah akan tetap tinggal di Senajan atau entah ditampung
ditem-pat lain", katanja. Tahun 1960 ia membuat rekor 1500
meter, tahun 1965 ia mendapat fasilitas ke Djakarta dan sampai
sekarang menumpang pada kakaknja Buchori Nasution dikompleks
perumahan Senajan, tetapi seperti jang direntjanakan DCI
mendjelang 1973 (PON VIII) sudah harus dikosongkan. Mengenai
soal pekerdjaan Zaka tidak pusing, karena Pemerintah
mengangkatnja sebagai "pengawal" Pd. Gubernur Ali Sadikin dengan
status petugas Security. Bersama dengan Poltak Simbolon, Bobby
Herring (keduanja Pegulat), Firman Pasarihn (Petindju) dan Frans
Sofa (pemain Volley), Zaka termasuk pengawal jang tidak
menjeramkan di Balai Kota.
Selama 4 hari berturut-turut menjaksikan Invitasi Nasional di
Kolam Senajan Zaka menundjuk dua tjalon serius jang
diperhitung-kan dapat memetjahkan rekornja. (Dalam nomor
pertandingan K.U. kali ini nomor 1500 meter Gaja Bebas tidak
dipertandingkan). Tetapi dia jakin benar bahwa Benny Hari
Rachmanto dan Kristiono dapat melakukan dalam waktu dua tahun
ini, "asal sadja mereka dibina sebara teratur". Kini Zaka
mendjadi pelatih Perkumpulan "Tirta Taruna" dan disamping itu
menjambi sebagai pelatih privat. "Saja mengadjar mereka bukan
sadja pandai berenan, tetapi harus berani ikut berlomba", kata
pemegang Rekor Nasional jang telah tersisihkan dari perenang
Kelompok Umur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini