Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Big-Quiz : Quizaah

Graelvoet, Marketing Advisor PT Farokasa, memanfaatkan big quiz tv dgn biaya rp 400 ribu untuk 1,5 jam, untuk promosi rokoknya, mengadakan hadiah-hadiah, iklan mendapat perhatian, Faroka mendapat surat bertumpuk.

24 Juli 1971 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HAMPIR 300 penonton rekaman Big Quiz (BQ) distudio 2 Televisi Republik Indonesia keheranan dan seolah-olah bertanja gerangan apakah jang membikin seorang djangkung kulit putih berteriak hingga memutuskan opname pertundjukan disana. Padahal batukpun dilarang diruangan itu. Sidjangkung berkulit putih jang bernama G.R. Aelvoet itu bahkan berteriak seraja mengatakan: "Where is Mr. Reinhard' dan sambil mengomel ia tinggalkan studio menudju kamar tehnik jang terletak diserambi atas. Ia begitu marah kelihatannja. Begini kisahnja: Pundi Quiz. Sedjak Silent Quiz (SQ), Pundi Quiz (PQ) -- Tuan Aelvoet selaku Marketing Advisor dari PT. Faroka SA dikenal sebagai pengusaha jang paling tinggi penawarannja untuk men-sponsori programa TVRI tersebut. Bentuk kerdja sama jang dilaku-kan oleh mass-media ini sudah tentu satu sama lain saling mem-butuhkan dan mempunjai kepentingan didalamnja. Faroka memanfaat-kan atjara Quiz tersebut untuk mempromosikan rokok-rokok produksinja sementara TVRI menerima imbalan jang lumajan besarnja untuk itu. "Tidak terdjadi apa-apa sedjak Silent Quiz maupun pada Pundi Quiz, karena mungkin Njonja Sumadi sendiri jang mengkoor-dinirnja", kata Aelvoet mendjelaskan. Hubungan itu lama kelamaan berkembang dalam banjak hal -- dibidang promosi -- hingga Aelvoet sepantasnjalah merasa sebagai klien TVRI. Tidak sedikit jang dikeluarkan Faroka untuk mensponsori quiz-quiz tersebut. "Sekitar 6 sampai 7 persen" dari biaja promosi Faroka jang meliputi 30% dalam budget perusahaan itu seperti diterangkan Aelvoet sendiri. "Saja selaku pengusaha rokok tentu mengharapkan hasil dengan keberanian meriskir pengeluaran biaja sematjam itu", katanja pula. Dan sedjak terdjadinja hubungan timbal-balik jang relatif sama menguntungkan kedua-belah fihak itu, Aelvoet melihat hasil jang lumajan dari adpertensinja di TVRI dengan mensponsori quiz-quiz tersebut. "Jang menarik kami dengan masuknja surat-surat tebakan sampai 22.000 lembar itu adalah bukti bahwa iklan kami mendapat perhatian penonton TV sendiri". Padat Karya. Benar djuga TVRI sendiri menjaksikan masuknja surat-surat peminat untuk menjertai quiz-quiz Faroka "berdrum-drum" seperti pendjelasan seorang petugas bagian komersiil. Dan dikantor Faroka sendiri kini tengah mengalir berpeti-peti surat djawaban. Untuk sajembara lagu Aida lewat TVRI. "Saja berkejakinan bahwa semakin besar biaja kita untuk promosi, semakin besar pula kemungkinan bagi kenaikan produksi". Dan dengan kejakinannja jang begitu kental ia melempar banjak hadiah dalam Big Quiz jang akan disiarkan TVRI tanggal 24 Djuli lusa."Big Quiz memang lebih besar biajanja". djawab seorang petugas TVRI. Aelvoet maupun orang-orang TV di Senajan mengakui bahwa jang dikeluarkan Faroka untuk Big Quiz itu mentjapai Rp 400.000 untuk 1« djam pertundjukan. Tidak banjak mungkin djumlah tersebut untuk membiajai ongkos produksi peralatan dan honorarium artis serta beberapa petugas jang dipakai untuk show tersebut. Apalagi mengingat TVRI Iebih suka dengan padat karya dalam produksinja -- dimana crew untuk Big Quiz tersebut lebih dari 15 orang plus tenaga-tenaga ahli dari DJerman. Tapi bagi faroka jang masih harus mengeluarkan hadiah-hadiah seperti Tiket Gratis ke Bali dan sepeda mini dan lain sebagainja bukan soal untung apalagi bila kontraknja setahun (12 kali). Dalam Big Quiz inilah sesungguhnja telah terdjadi insiden ketjil dibelakang lajar perak televisi disaat berlangsungnja rekaman pada hari Rabu 14 Djuli jang lalu. Mula-mula lantjar djalannja. Penonton duduk tenang-tenang. Tapi pada detik petugas TV meng-umumkan dimulainja shooting djam 19.00 persis, tepat pada waktu itu seorang berambut pirang dengan kepala potongan Djerman turun berlari-lari dari loteng jang bertangga besi kesamping studio. . Terdjadi kerusakan pada peralatan, tidak lama tapi menjiksa penonton jang disana. Seorang penonton dari Gunung Sahari berkata "Tidak Djeman-nja, tidak Indonesia-nja sama sadja rupanja." Gundu. Quiz pertama dimulai dengan perlombaan bersepeda mini sambil tangan satu memegang sendok berisi gundu. Djuara pertama mendapat hadiah satu slop rokok. Aida, seorang pemenang kedua mendapatkan sebuah transistor ketjil. Dan anehnja pemenang jang ketiga memperoleh hadiah radio 3 band! Maka tibalah giliran pembagian hadiah untuk Ali Salim, salah seorang peserta asal Brebes jang beruntung mendapat sepeda mini. Tapi disini sesungguhnja penjebab meledaknja Aelvoet punja emosi Chris menjerahkan hadiah itu padanja lantas bertanja pada para tjewek asistennja. Tidak dapat rokok ini ? Ketiga tjewek-tjewek jang bergaun merah delima menggeleng kepala elvoet djadi murka. "No.....!" pekiknja. Saja mensponsori ini quiz untuk Aida dan untuk itu saja telah mengirimkan beberapa pak rokok ke TVRI dengan dibagikan sebagai hadiah pada peserta maupun pengunjung jang menjaksikan rekamannja kata pengusaha itu pada masalah dari TEMPO. Sebagai pengusaha rokok ia berkepentingan agar rokoknjalah jang lebih banjak ditondjolkan. Tapi kenjataanja sekali itu kelupaan. Kabar angin. Dikantor TVRI Rewa Brata dari bagian Produksi/ Training Centre merasa tak berhak mendjawab. Ia hanja menundjuk bagian komersiil suatu bagian jang djuga merasa tidak berwenang untuk bitjara: terutama pada sesama mass-media. Dibalik medja memang bisa didengar keterangan bahwa sesungguhnja servis TVRI sudah tjukup untuk tarif promosi jang begitu rendah. Sepertiga tarif luar negeri kata seorang petugas jang tak mau disebut nama maupun djabatannja, Aelvoet setjara tidak langsung menbenarkan itu. Tapi baginja kalau memang TVRI beranggapan ada orang lain jang mau membajar lebih tinggi saja tidak berkeberatan melepaskan". Adakah pengusaha Faroka itu akan memberhentikan promosinja lewat tivi? Kiranja tidak, karena diluar itu semua Aclvoet toch akan tetap meneruskan mendjadi sponsor big quiz. Bagi pengusaha- pengusaha seperti dari Faroka itu agaknja tidak ada pilihan lain ketjuali meneruskan promosinja. Sebabnja ? Tidak perlu ditjari terlalu djauh Indonesia baru mengenal satu stasiun televisi. Tapi kesempatan baik untuk memonopoli usaha-usaha promosi liwat satu-satunja media Pemerintah itu tentunja tidak boleh berarti bahwa sang pembeli djasa kehilangan haknja sebagai radja

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus