Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Model konektor atau colokan listrik untuk pengisian daya mobil listrik belakangan menjadi masalah di AS. Upaya penyatuan atau penyamaan colokan kendaraan listrik rupanya belum membiahkan hasil.
Eropa sudah menetapkan satu model konektor atau colokan listrik yang dikenal dengan CCS. Colokan model ini cocok dengan colokan listrik pengisi daya AC (semalam) dan DC (cepat).
Produsen mobil listrik Tesla menggunakannya di Eropa, demikian pula Nissan yang mengarah ke sana. Tapi hal yang sama tak terjadi di AS.
Amerika Serikat juga mengadopsi colokan listrik model CCS. Namun, Tesla mau berbeda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baru-baru ini, Tesla mengganti nama konektor yang biasa diipakai di mobil listriknya menjadi North American Charging Standard atau NACS. Masalahnya, pabrikan mobil listrik lainnya menggunakan CCS.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Undang-Undang Infrastruktur AS memberikan subsidi untuk pemasangan SPKLU (pengisi daya EV), asalkan dapat mengisi lebih dari satu merek mobil listrik.
Aptera EV juga mengadopsi NACS sehingga Tesla dapat menerima subsidi untuk Supercharger.
Menurut Tesla konektornya secara teknis lebih unggul dari CCS. Colokan NACS memang sedikit lebih kecil dari CCS dengan daya sedikit lebih tinggi.
Meski begitu, pengemudi mobil listrik tak peduli dengan konektor model apapun yang sedikit lebih baik. Mereka hanya peduli dengan kepastian bahwa setiap SPKLU (stasiun pengisian kendaraan listrik umum) dapat mengisi daya mobil mereka.
TOP GEAR | JOBPIE
Pilihan Editor: PLN Sudah Siapkan Colokan Charging Terpisah untuk Mobil Listrik
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.