Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid-19 sudah dua tahun melanda Indonesia terhitung sejak diumumkannya pasien pertama terinfeksi virus corona pada 2 Maret 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Juru Bicara Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmidzi mengatakan, hingga saat ini pemerintah dan masyarakat telah melewati beberapa gelombang pandemi Covid-19 mulai dari gelombang varian Alpha pada 2020, Delta di 2021 dan penyebaran varian Omicron pada Januari 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Perjuangan kita belum selesai dan kita tidak boleh patah semangat. Sudah banyak keberhasilan yang kita peroleh selama 2 tahun ini, namun kami masih butuh bantuan dan dukungan masyarakat," ujar Nadia lewat keterangannya, Kamis, 3 Maret 2022.
Berikut beberapa kilas balik perjalanan pandemi dan pengendalian Covid-19:
- Kasus Pertama Hingga Tiga Gelombang Covid-19
Pada 2 Maret 2022, Presiden Joko Widodo mengumumkan dua kasus pertama Covid-19 di Indonesia. Sejak saat itu, kasus Covid-19 terus bertambah. Gelombang pertama kasus Covid-19 di Indonesia terjadi pada Januari-Februari 2020. Pada saat itu, kasus Covid-19 harian tertinggi terjadi pada 30 Januari 2020 sebanyak 14.528.
Lalu, gelombang kedua kasus Covid-19 terjadi di Indonesia pada Juni-Juli 2021 akibat varian Delta. Kasus tertinggi terjadi pada 15 Juli 2021 dengan penambahan 56.757 kasus.
Kini, Indonesia dihadapkan pada gelombang ketiga yang dipicu oleh varian Omicron. Sejauh ini, penambahan kasus Covid-19 tertinggi terjadi pada 17 Februari 2022 sebanyak 63.956 kasus.
Hingga 2 Maret 2022, total tercatat 5.589.176 kasus konfirmasi Covid-19 di Indonesia. Sementara itu, total kasus sembuh berjumlah 4.944.237 dan kasus meninggal 149.036.
- Gonta-ganti Istilah Pembatasan Masyarakat
Sejak pandemi Covid-19 mewabah di Indonesia, pemerintah sudah bolak-balik menggunakan sejumlah istilah berbeda dalam penanganan Covid-19. Awalnya pemerintah menggunakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), yang mulai berlaku 17 April 2020.
Kemudian pemerintah memberlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali, lalu diganti lagi menjadi PPKM Mikro pada Februari 2021. Bolak-balik diperpanjang, Presiden memutuskan untuk mengambil pengetatan atau penebalan PPKM Mikro pada medio Juni 2021. Namun, kasus Covid-19 terus naik.
Akhirnya, Presiden Jokowi memutuskan menetapkan PPKM Darurat pada 3-20 Juli di Jawa-Bali, dan 12-20 Juli di luar Jawa-Bali. Kemudian diperpanjang dengan istilah baru PPKM Level 4 pada 20-25 Juli 2021. Pada 7 September 2021, pemerintah memberlakukan PPKM berbasis Level 4, 3, dan 2, 1 di Jawa-Bali dan luar Jawa-Bali. Kebijakan tersebut berlaku sampai saat ini.
- Laju Vaksinasi
Hingga Rabu, 2 Maret 2022, vaksinasi dosis pertama sudah diberikan kepada 190.979.676 (91,70 persen) penduduk, dan vaksinasi dosis kedua sudah diberikan kepada 144.565.875 (69,41 persen) penduduk. Sementara itu vaksinasi dosis ketiga (booster) sudah diberikan kepada 10.249.634 (4,92 persen) penduduk.
Untuk vaksinasi booster, kini sudah dapat diberikan kepada seluruh masyarakat yang berusia di atas 18 tahun, dan telah menerima vaksinasi dosis primer minimal tiga bulan sebelumnya. Pemerintah juga telah resmi menambahkan regimen vaksin booster, yakni vaksin sinopharm. dengan demikian ada 6 jenis regimen vaksin booster yang digunakan di indonesia; Sinovac, Astrazeneca, Pfizer, Moderna, Janssen (J&J), dan Sinopharm.
- Bersiap Menuju Endemi
Pemerintah saat ini mulai menyiapkan skenario menuju endemi. Jubir Kemenkes Siti Nadia Tarmidzi mengatakan, proses menuju endemi memang butuh waktu yang panjang. Pemerintah saat ini berupaya membuat kondisi pandemi terkendali, sebelum masuk pra-endemi dan endemi.
"Kami sedang susun indikator pandemi terkendali, pra-endemi, dan endemi. Misalnya, laju penularan di bawah 1, kematian kurang dari 3 persen (dari total kasus), serta kabupaten dan kota semua PPKM Level 1," ujar Nadia.
Kemenkes menyatakan, salah satu jalan menuju endemi Covid-19 adalah lewat percepatan vaksinasi. Memberikan vaksinasi lengkap hingga booster diharapkan akan memberikan pertahanan lebih tinggi bagi masyarakat melawan Covid-19.
DEWI NURITA
Baca: 2 Tahun Pandemi Covid-19, Kemenkes Ungkap Sejumlah Capaiannya