Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

politik

Apa itu Ahokers dan Anak Abah yang Disebut Ahok Bersatu Dukung Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyebut Ahokers dan Anak Abah bersatu dukung Pramono Anung-Rano Karno di Pilgub Jakarta 2024.

18 November 2024 | 15.17 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau DPP PDIP Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyebut kelompok pendukungnya, Ahokers, akan bersatu dengan Anak Abah untuk mendukung Pramono Anung-Rano Karno di Pilgub Jakarta 2024. Sebab itu, pihaknya meminta agar kedua kelompok ini tidak mudah diadu domba.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Ya mereka ada WhatsApp saya bahwa Ahokers bersama Anak Abah akan kompak memenangkan Mas Pram,” kata Ahok pada, Ahad, 17 November 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lantas apa itu kelompok Ahokers dan Anak Abah?

Sebelumnya, Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera atau Anies telah melakukan pertemuan dengan Pramono pada Jumat, 15 November 2024. Koordinator Presidium Laode Basir menilai pertemuan itu audah merupakan tanda dukungan dari Anies kepada kandidat usungan PDIP itu. Pihaknya lantas meminta relawan Anies untuk mendukung Pramono.

“Pasca sinyal tegas pertemuan Mas Pram dan Anies, saya ingin sampaikan kepada seluruh pendukung Mas Anies, tanda-tanda apalagi yang masih kau ragukan? Sudah tidak ada keraguan,” katanya.

1. Ahokers

Ahokers adalah sebutan untuk para pendukung Basuki Tjahaja Purnama, yang lebih dikenal dengan nama Ahok itu. Mereka adalah kelompok relawan yang sangat aktif mendukung Ahok, baik saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta maupun dalam kegiatan politik lainnya.

Sebenarnya tidak ada definisi resmi. Sebab istilah “Ahokers” bukanlah istilah formal, melainkan sebutan yang muncul dari masyarakat untuk menyebut kelompok pendukung Ahok. Mereka berasal dari berbagai latar belakang, usia, dan profesi yang disatukan oleh dukungan mereka terhadap bekas Bupati Belitung Timur itu.

Adapun lemunculan istilah Ahokers seiring dengan meningkatnya popularitas Ahok sebagai tokoh publik, terutama saat ia menjabat sebagai Gubernur Jakarta. Di sisi lain, tidak ada satu momen spesifik yang menandai pembentukan resmi kelompok ini. Kelompok ini terwujud secara organik dari komunitas online dan offline yang mengagumi kepemimpinan Ahok.

Ahokers solid dan terlihat sebagai sebuah kekuatan politik saat Pilkada DKI Jakarta 2012 kala Ahok terpilih sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta bersama Joko Widodo atau Jokowi. Serta saat Pilgub DKI Jakarta 2017 di mana Ahok maju sebagai calon gubernur dan mendapatkan dukungan besar dari Ahokers.

Bahkan, setelah Ahok tidak menjabat sebagai Gubernur Jakarta, Ahokers tetap solid dan aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Mereka dikenal karena keloyalan yang tinggi terhadap Ahok terutama soal urusan keberpihakan politik. Jika Ahok mendukung politikus tertentu dalam suatu Pemilu, mereka akan membulatkan suara membuntuti Ahok.

2. Anak Abah

“Anak Abah” merupakan sebutan yang populer di Indonesia, khususnya dalam konteks politik. Sebutan ini merujuk pada pendukung eks Gubernur Jakarta Anies Baswedan selama pemilihan presiden 2024. Hal ini merujuk pada panggilan Abah untuk Anies oleh para pendukungnya, terutama di Jawa Barat.

Anies pernah mengungkapkan cerita di balik julukan Anak Abah yang melekat pada pendukungnya sejak masa kontestasi Pilpres 2024 lalu. Dalam perbincangan di podcast Merry Riana yang diunggah di akun YouTube resminya pada Ahad, 6 Oktober 2024, Anies mengisahkan awal mula sebutan tersebut.

Anies mengungkapkan, julukan Anak Abah pertama kali muncul ketika Merry Riana berbincang bersama istrinya, Fery Farhati, dan putrinya, Mutiara Annisa Baswedan. Kala itu, Anies meminta izin kepada Mutiara, tentang panggilan Abah. “Miss Merry sebutkan, ‘Tia, boleh nggak Abah dipanggil sama orang lain Abah?’” kata Anies. Saat itu, Mutiara tak keberatan.

Politikus yang pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Kabinet Kerja itu kemudian membenarkan, karena jawaban putrinya di podcast kala itu—sekarang ada nama panggilan ‘Abah’ yang disematkan pada Anies. Julukan ‘Anak Abah’ akhirnya menjadi populer di kalangan pendukung Anies selama masa kampanye.

HENDRIK KHOIRUL MUHID | ADINDA JASMINE

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus