Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Dua program studi (prodi) baru Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) di bidang medis, yakni Kedokteran dan Ilmu Kedokteran, dilengkapi dengan praktik berbasis teknologi. Kedua program yang masuk dalam Fakultas Kedokteran dan Kesehatan ITS itu baru menerima mahasiswa baru pada Agustus 2023. Fakultas itu baru bisa menampung 51 mahasiswa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kepala Prodi Kedokteran ITS, Sakina, menuturkan bahwa prodi yang dipimpinnya merupakan kontribusi ITS dalam mengentaskan masalah kesehatan di Indonesia. “Minimnya jumlah dokter menjadi salah satu penyebab tidak meratanya distribusi tenaga kesehatan di negeri kita,” katanya, dikutip dari ITS News, Sabtu, 29 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut dia, prodi Kedokteran ITS akan menyiapkan lulusan dokter yang berkualitas unggul dan memiliki wawasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) versi 4.0. Beberapa mata kuliahnya berbasis teknologi, seperti data sains kedokteran dan ilmu teknologi kedokteran.
“Kami menyiapkan dokter yang berfokus pada bidang pencegahan dan berwawasan teknologi canggih,” kata Sakina.
Lulusan kedokteran di Indonesia, kata Sakina, harus diimbangi dengan fasilitas alat kesehatan yang memadai. Namun, hingga saat ini, 90 persen alat kesehatan di Indonesia masih berbasis impor. Dua prodi medis dari ITS ditargetkan bisa mendorong kemandirian di bidang alat kesehatan.
Kepala Prodi Teknologi Kedokteran ITS, Adhi Dharma Wibawa mengatakan program yang dipimpinnya menerapkan desain kurikulum dari berbagai multidisiplin ilmu. Secara umum, lingkupnya berfokus pada tiga bidang pengembangan kompetensi, yakni elektronika, desain produk, dan informatika.
“Meski begitu, mahasiswa tetap kami bekali dengan ilmu kedokteran dasar,” tutur Adhi.
Beberapa mata kuliah disediakan Prodi Teknologi Kesehatan ITS, antara lain Medical Learning Design berbasis extended reality (ER) dan virtual reality (VR) yang mengolah teknologi komputer menjadi tempat simulasi realitas. “Salah satu perwujudannya adalah pemodelan kadaver buatan untuk peminatan bidang desain,” kata dosen bidang elektronik dan biomedik tersebut.
Prodi Teknologi Kedokteran ITS juga menerapkan ilmu robotika kedokteran, health informatics, serta wearable device. Ada juga ilmu internet of things (IoT) system untuk peminat bidang informatika dan elektronika. Prodi ini juga mencakup ilmu biomekanika olahraga, rehabilitasi medik, hingga desain obat dan vaksin.
Adhi memastikan mahasiswa prodi Teknologi Kedokteran ITS juga mempelajari interaksi antara pasien dengan dokter untuk menemukan inovasi teknologi. Tugas akhir para peserta prodi ini akan dibimbing langsung oleh para dokter sekaligus dosen dari rumpun teknik.
Untuk menyokong kedua prodi bidang medis tersebut, ITS membangun sarana dan prasarana pendukung. Prodi Kedokteran ITS mendapat 11 unit laboratorium, sedangkan Prodi Teknologi Kedokteran mendapat 3 unit.
“Kami juga sedang membangun gedung khusus Fakultas Kedokteran dan Kesehatan (FKK) ITS yang akan menjadi pusat laboratorium fakultas ini,” ucap Adhi.