Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Cerita Doni Monardo Bertemu Anak Pahlawan Citarum Harum

Doni Monardo kedatangan tamu setelah menerima gelar Doktor Honoris Causa dari Institut Pertanian Bogor pada Sabtu, 27 Maret 2021

30 Maret 2021 | 01.15 WIB

Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dan Ketua BNPB Doni Monardo. ANTARA/Nova Wahyudi
Perbesar
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dan Ketua BNPB Doni Monardo. ANTARA/Nova Wahyudi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Tempo.co, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo kedatangan tamu setelah menerima gelar Doktor Honoris Causa dari Institut Pertanian Bogor pada Sabtu, 27 Maret 2021. Dua hari setelah membacakan orasi ilmiah itu, Doni didatangi oleh keluarga Kolonel CKM Is Priyadi, pria yang sering disebut menginisiasi gerakan Citarum Harum. Kebetulan Priyadi juga disebut oleh Doni dalam orasi itu.

Istri Priyadi, Dyah Sulistyorini, dan anaknya, Adrian Hadinata, menemui Doni pada Senin, 29 Maret 2021. Dalam pertemuan itu, Dyah menyampaikan bahwa mendiang suaminya sebenarnya ingin membantu Doni dalam penanganan pandemi Covid-19. “Tapi takdir menentukan lain,” kata Dyah, seperti dikutip dari siaran pers, Senin, 29 Maret 2021. Priyadi sudah wafat.

Doni mengenal Priyadi saat menjabat Pangdam Siliwangi. Priyadi ketika itu menjabat Kepala Kesehatan Siliwangi pada 2017-2018. Doni menugaskan Priyadi untuk meneliti air di sungai Citarum. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Priyadi inilah yang mengkonfirmasi kadar pencemaran di sungai itu sangat buruk.

"Saya bilang, jangan sampai bocor, ini hanya antara kita yang tahu. Saya khawatir kalau di lab yang tidak independen, hasilnya bagus-bagus saja,” kata Doni. Atas perannya itu, Doni kerap menyebut Priyadi sebagai salah satu pahlawan Citarum Harum.

Istri mendiang Priyadi, Dyah, menemui Doni membawa empat lembar berisi kliping pemberitaan mengenai wafatnya sang suami. Dyah meminta Doni menandatangani kliping itu. Dyah berencana memberikan kliping itu kepada empat anaknya sebagai kenang-kenangan. "Tentu saya bersedia menandanganinya. Masyarakat harus tahu, tanpa hasil penelitian almarhum, saya tidak bisa berbuat apa-apa,” kata Doni Monardo.

Baca Juga: Orasi di IPB, Doni Monardo: Merawat Bangsa Tak Hanya Democracy, Tapi Ecocracy

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus