Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Dewan Pers Bentuk Pokja Keberlangsungan Media, Ini Tujuannya

Task force yang dibentuk Dewan Pers ini diisi juga oleh perwakilan sejumlah lembaga yang terafiliasi dengan pers.

21 Januari 2020 | 17.48 WIB

Kiri ke kanan, Kemal Gani (Forum Pimpinan Redaksi), Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Semuel Abrijani Pangarepan, Ketua Dewan Pers Mohammad Nuh, dan Ketua Komisi Hubungan Antar Lembaga dan Luar Negeri Dewan Pers Agus Sudibyo, saat mengumumkan persemian task force media sustainability, di Gedung Dewan Pers, Jakarta Pusat, Senin 21 Januari 2020. Tempo/Egi Adyatama
Perbesar
Kiri ke kanan, Kemal Gani (Forum Pimpinan Redaksi), Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Semuel Abrijani Pangarepan, Ketua Dewan Pers Mohammad Nuh, dan Ketua Komisi Hubungan Antar Lembaga dan Luar Negeri Dewan Pers Agus Sudibyo, saat mengumumkan persemian task force media sustainability, di Gedung Dewan Pers, Jakarta Pusat, Senin 21 Januari 2020. Tempo/Egi Adyatama

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Pers membentuk kelompok kerja (pokja) khusus untuk membahas masa depan keberlangsungan media. Langkah ini diambil karena melihat mulai terjadinya disrupsi media karena perubahan dan peralihan teknologi. Pokja ini diberi nama task force media sustainability.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Semuanya tahu kalau sekarang dunia media mengalami perubahan. Itu dapat dilihat dari data pembaca, pemirsa demikian. Mau enggak mau harus ada transformasi bisnis modern, supaya media bisa sustain," ujar Ketua Dewan Pers Mohammad Nuh, dalam konferensi pers di Gedung Dewan Pers, Jakarta Pusat, Senin, 21 Januari 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Task force ini dikoordinir oleh Ketua Komisi Hubungan Antar Lembaga dan Luar Negeri Dewan Pers Agus Sudibyo. Ia juga merangkap sebagai anggota. Task force ini juga diisi perwakilan sejumlah lembaga yang terafiliasi dengan pers. Mulai dari Persatuan Wartawan Indonesia, Aliansi Jurnalis Independen, hingga Forum Pimpinan Redaksi.

Beberapa lembaga terkait namun belum mendapat verifikasi Dewan Pers seperti Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) juga ikut dilibatkan. "Anggotanya konstituen Dewan Pers," kata Agus.

Agus mengatakan task force ini akan bekerja selama setahun ke depan. Task force ini akan melakukan studi, riset, hingga diskusi untuk membicarakan media sustainability di era disrupsi media, era transformasi media. Selain itu, persoalan bisnis media akan menjadi pembahasan dalam task force ini.

Nantinya, task force akan menyimpulkan hasil pembahasan menajdi sebuah regulasi pada pemerintah. Agus menargetkan rekomendasi ini sudah selesai sebelum akhir tahun ini.

"Salah satu upaya rekomendasinya, buat peraturan yang mengatur hubungan antara news publisher dengan news platform/news agregator. Itu menyangkut soal sharing content, sharing data, sharing revenue," kata Agus.

Agus mengatakan akan banyak variabel yang akan dibahas dalam task force ini. "Jadi yang dibahas tak hanya satu, ada sisi profesionalisme, sisi konten, dan sisi bisnisnya juga," kata dia.

Egi Adyatama

Bergabung dengan Tempo sejak 2015. Alumni Universitas Jenderal Soedirman ini sejak awal meliput isu politik, hukum, dan keamanan termasuk bertugas di Istana Kepresidenan selama tiga tahun. Kini menulis untuk desk politik dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus