Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Pangkalpinang - Dosen ilmu politik Universitas Bangka Belitung, Ranto, menyarankan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mencari calon alternatif untuk dimajukan di pilkada ulang 2025 setelah dua kadernya, yakni Maulan Aklil dan Mulkan, kalah melawan kotak kosong pada Pilkada 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di Pilkada Pangkalpinang, Maulan Aklil yang berpasangan dengan Masagus Hakim, meraup 35.177 suara atau 41 persen. Adapun kotak kosong mendominasi 48.528 suara atau 57,98 persen. Sementara Mulkan yang maju di Pilkada Kabupaten Bangka berpasangan dengan Ramadian hanya meraih 42,75 persen suara. Adapun kotak kosong meraih 57,25 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya tidak tahu persis bagaimana catatan evaluasi internal PDIP terhadap dua kader murni mereka ini. Hanya saja yang pasti, publik tidak menginginkan kembali Mulkan dan Maulan memimpin di daerahnya masing-masing," ujar Ranto kepada Tempo, Kamis, 5 Desember 2024.
Jika PDIP memaksa mencalonkan kembali Maulan Aklil dan Mulkan, kata Ranto, maka secara awam bisa dipahami bahwa partai banteng moncong putih itu telah gagal menerjemahkan aspirasi dan kehendak masyarakat. Kemenangan kotak kosong, kata dia, merupakan lonceng keras dari masyarakat yang menolak dipimpin kembali oleh Maulan Aklil dan Mulkan.
"Memaksakan Maulan Aklil dan Mulkan maju kembali akan menjadi pertaruhan paling berisiko karena PDIP melawan kehendak rakyatnya. Jika dipaksakan, berarti PDIP tidak belajar dari pengalaman pahit pilkada kemarin, meskipun di sisi lain Maulan Aklil dan Mulkan masih memiliki popularitas dan elektabilitas yang cukup baik," ujar dia.
Ranto menuturkan PDIP sudah harus menyiapkan kader dan figur baru untuk dicalonkan pada Pilkada Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka agar sentimen negatif Maulan Aklil dan Mulkan tidak berimbas ke organisasi partai.
"Membutuhkan waktu yang cukup lama memulihkan kembali kepercayaan publik kepada Maulan Aklil dan Mulkan. Minimal satu periode kepemimpinan kepala daerah atau lima tahun kedepan baru keduanya berpeluang kembali memenangkan kepercayaan publik," ujar dia.
Sumber Tempo di internal PDIP menyebutkan bahwa rencana mengusung kembali Maulan Aklil dan Mulkan menuai pro kontra di dalam tubuh organisasi.
"Banyak dari kami ingin ada kader atau figur lain yang dimajukan berdasarkan hasil evaluasi pilkada kemarin. Di Pangkalpinang contohnya, nama Dessy Ayutrisna (anggota Fraksi PDIP DPRD Pangkalpinang) didukung karena dianggap cukup punya kemampuan untuk dimajukan di pilkada ulang nanti," ujar sumber yang enggan ditulis namanya.
Sebelumnya Ketua PDIP Bangka Belitung Didit Srigusjaya mengatakan Maulan Aklil dan Mulkan berpeluang tetap menjadi jagoan PDIP pada pilkada ulang yang akan digelar pada Agustus 2025 mendatang.
"Peluang mencalonkan kembali Molen dan Mulkan tetap ada. Suka tidak suka dari sisi elektabilitas dan popularitas, mereka berdua masih baik. Mereka masih punya kesempatan karena kader terbaik partai," ujar Didit.
Meski masih memprioritaskan Maulan Aklil dan Mulkan, Didit mengatakan bahwa pihaknya tidak mau mengalami kegagalan untuk kedua kalinya. Pihaknya, kata dia, mempersilahkan kader internal partai yang lain melakukan pergerakan untuk maju di pilkada.
"Kami akan memantau untuk persiapan kedepannya. Kekalahan di pilkada kemarin memang di luar dugaan kami. Tapi apa pun hasilnya, itulah keputusan politik. Suka atau tidak suka, dalam hal ini PDIP tidak menyalahkan siapa pun," kata dia.