Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Gunung Agung Rawan, Gubernur Bingung Jumlah Pengungsi Membengkak

Pemerintah segera memulangkan penduduk yang tinggal di luar kawasan rawan bencana Gunung Agung.

30 September 2017 | 10.25 WIB

Gubernur Bali I Made Mangku Pastika. Antara/Bagus Andi
Perbesar
Gubernur Bali I Made Mangku Pastika. Antara/Bagus Andi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bali I Made Mangku Pastika bingung dengan jumlah pengungsi yang semakin membengkak setelah status Gunung Agung dinyatakan awas. Dia khawatir, jika jumlahnya terus bertambah, pemerintah dan tim penanggulangan bencana tidak akan sanggup menangani pengungsi.

Berdasarkan peta kawasan rawan bencana, kata Pastika, terdapat 27 desa yang masyarakatnya diwajibkan mengungsi. Penghuni desa-desa itu diperkirakan sekitar 70 ribu orang. Namun saat ini angkanya sudah melewati 144 ribu. Mereka tersebar di sembilan kabupaten/kota dan sebagian besar ditampung di gedung olahraga, tenda darurat, balai masyarakat, balai banjar, dan tempat pengungsian mandiri.

Pastika menduga banyak penduduk yang tinggal di luar kawasan rawan bencana tapi ikut mengungsi. Karena itu, dia telah berkoordinasi dengan tim penanggulangan bencana untuk memulangkan penduduk yang tidak wajib mengungsi. "Yang wajib mengungsi adalah mereka yang berada di kawasan rawan bencana satu, dua, tiga,” katanya, Jumat, 29 September 2017. “Di luar itu akan dipulangkan dalam kurun waktu seminggu."

Pastika menjamin keselamatan masyarakat yang tinggal di luar kawasan rawan bencana. “Saya jamin aman,” katanya. “Jika memang terjadi letusan, baru kemudian dilakukan tindakan pengamanan."

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memuji langkah pemerintah daerah menangani pengungsi. "Saya nilai sangat bagus. Pak Gubernur terjun langsung bersama dengan sembilan bupati dan wali kota," kata Kepala Pelaksana BNPB Willem Rampangilei.

Willem juga mengapresiasi kepedulian masyarakat Bali terhadap situasi darurat ancaman letusan Gunung Agung. "Tugas ke depan adalah bagaimana mempercepat pengendalian pengungsi di lapangan,” katanya. “Masalah yang juga penting adalah penanganan ternak ke wilayah aman."

ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus