Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Profil Pura Besakih, Pura Pasar Agung di Lereng Gunung Agung

Pura Pasar Agung atau Pura Besakih terletak di lereng Gunung Agung, pada ketinggian 1.600 mdpl.

5 Oktober 2024 | 10.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Umat Hindu melakukan ritual penyucian hewan kurban dalam rangkaian pujawali atau upacara persembahyangan di Pura Pasar Agung Besakih Giri Tohlangkir, Karangasem, Bali, Selasa 19 Oktober 2021. Upacara persembahyangan di pura tersebut digelar pada 20-31 Oktober 2021 dan dibuka untuk masyarakat umum dengan menerapkan protokol kesehatan setelah sempat dilaksanakan secara terbatas hanya diikuti oleh pengurus pura pada tahun 2017 hingga 2020 akibat erupsi Gunung Agung dan pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Wisata Pendakian Gunung Agung di Karangasem, Bali, akan ditutup sementara mulai 1 Oktober hingga 30 November 2024 karena adanya pelaksanaan upacara keagamaan di Pura Pasar Agung Besakih Giri Tohlangkir atau Pura Besakih.

“Kami harap tidak terjadi pelanggaran dari penutupan sementara pendakian itu,” kata Sekretaris Forum Komunikasi Pemandu Wisata Pendakian Gunung Agung, Wayan Widi Yasa dihubungi di Denpasar, Senin, dikutip dari Antara.

Penutupan sementara untuk pendakian gunung berapi yang memiliki ketinggian 3.142 meter di atas permukaan laut ini menyebabkan pembatalan beberapa pemesanan pendakian yang telah dilakukan oleh wisatawan, baik lokal maupun internasional.

Ia berharap panitia upacara dapat meningkatkan komunikasi dengan pemandu pendakian agar informasi dapat disampaikan lebih cepat kepada wisatawan dan pecinta alam. Komunikasi yang efisien sangat penting untuk memastikan bahwa informasi yang akurat dan cepat diterima oleh mereka yang berminat untuk mendaki gunung tersebut.

Profil Pura Pasar Agung

Dilansir dari dictionary.basabali.org, Pura Pasar Agung diyakini sebagai pura pasar bagi seluruh Dewa Kahyangan. Pura ini terletak di tengah antara kaki dan puncak Gunung Agung, pada ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut (mdpl). Lokasinya berada di Banjar Sogra, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem.

Dilansir dari balitoursclub.com, Pura Pasar Agung terletak di punggung Gunung Agung, yang merupakan gunung tertinggi di Bali dan termasuk dalam kategori gunung berapi aktif. Masyarakat Hindu di Pulau Dewata percaya bahwa istana Tuhan berada di tempat yang paling tinggi, sehingga puncak-puncak tertinggi seperti Gunung Agung disucikan dan dianggap sakral. Pada setiap upacara yadnya yang penting, warga biasanya memohon air suci dari puncak Gunung Agung.

Sebagai puncak tertinggi di Bali, Gunung Agung menarik perhatian para wisatawan yang gemar trekking dan mendaki. Selain Pura Besakih, Pura Pasar Agung juga menjadi salah satu titik awal untuk memulai pendakian.

Pura ini dikenal dengan nama lengkap Pura Pasar Agung Giri Tolangkir dan memiliki hubungan erat dengan Pura Besakih. Sebagai pusat spiritual di Bali, Pura Besakih yang terletak di timur laut sesuai dengan arah terbitnya matahari, diharapkan dapat membawa sinar dan berkah ke seluruh jagat raya. Melalui Pura Pasar Agung, perlindungan, berkah, dan keselamatan diharapkan dapat diterima oleh semua.

Untuk mencapai Pura Pasar Agung dari Denpasar, perjalanan dilakukan menuju Klungkung, melewati objek wisata Bukit Jambul, Desa Rendang, Selat, hingga Pasar Agung. Perjalanan ini memerlukan waktu sekitar 2,5 jam dengan kendaraan.

Bagi yang ingin mendaki, disarankan untuk menghindari hari-hari suci, seperti saat Pujawali atau upacara yadnya yang berlangsung beberapa kali, termasuk pada sasih purnama kelima (setahun sekali, selama 11 hari), purnama sasih kedasa (setahun sekali, selama 11 hari), Buda Wage Ukir (setengah tahun sekali, selama 3 hari), dan tilem Kesanga (setahun sekali, hanya sehari).

Akses menuju lokasi cukup terjal dan berliku, sehingga diperlukan kendaraan yang bertenaga baik untuk mencapainya. Keindahan Pura Pasar Agung sangat menakjubkan, sehingga tidak heran jika wisatawan semakin penasaran untuk mencapai puncak.

Bagi yang berencana untuk mendaki Gunung Agung, penting untuk memperhatikan untuk tidak melakukan pendakian pada saat upacara Pujawali dan hari-hari suci lainnya, seperti setiap hari Tumpek, Buda Wage, dan Anggar Kasih.

SUKMA KANTHI NURANI | ANTARA 

Pilihan Editor: Hoax: Terjadi Hujan Batu Setelah Erupsi Gunung Agung

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus