Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hari Buku Sedunia telah ditetapkan sejak 23 April 1995 lalu oleh United Nations Educational, Secientific and Educational. Tanggal ini diambil dari hari wafatnya penulis sejarah Spanyol, William Shakespeare dan Inca Garcilaso de la Vega.
Sebelum ada penetapan tanggal ini, penulis Valencia Vicente Clavel Andres menyarankan hari peringatan haruslah pada hari yang dihormati penulis Miguel de Cervantes, novelis dan penyair asal Spanyol. Tanggal itu bisa jadi pada hari kelahirannya 7 Oktober atau hari kematiannya 23 April.
Tanggal kelahiran Miguel pada 7 Oktober akhirnya pun dipilih. Maka pada 7 Oktober 1926 menjadi hari pertama kali diperingati sebagai Hari Buku Sedunia.
Melansir National Today, Raja Alfonso XIII asal Spanyol mengubah tanggal tersebut menjadi 23 April pada 1930. Selain hari kematiannya Miguel, 23 April juga bertepatan dengan hari raya Santo Jordi dan kematian penulis terkenal. Ialah William Wordsworth, William Shakespeare, Inca Garcilaso de la Vega, David Halberstam. Faktor-faktor ini kemudian membuat UNESCO memilih tanggal 23 April untuk merayakan Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia pada tahun 1995.
Akan tetapi hari peringatan Buku Sedunia di tanggal 23 April tidak merata dirayakan bersamaan di seluruh dunia. Beberapa negara seperti di India, Inggris, Swedia, dan Irlandia menetapkan Hari Buku Sedunia di tanggal berbeda.
Adapun di Indonesia, hari buku diperingati setiap 17 Mei. Dilansir dari buku Hari-hari Penting Internasional karya Nina Rahmawati, hari buku di Indonesia diperingati tanggal 17 Mei karena pada tanggal itu, bertepatan dengan berdirinya gedung pertama Perpustakaan Nasional pada tahun 1980.
Dilansir dari buku Seni Membaca Buku, karya Iswara Rintis Purwantara, dalam skala internasional, terdapat sejumlah event penting terkait dengan buku dan literasi. Misalnya, hari buku anak internasional pada 2 April, dan Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia pada 23 April.
Dalam skala nasional, ada hari buku nasional setiap 17 mei, hari aksara setiap 8 September. Ada juga event khusus yang rutin digelar seperti Indonesia International Book Fair (IIBF), Islamic Book Fair (IBF), dan Jakarta Book Fair (Jakbook).
ELLYA SYAFRIANI | DELFI ANA HARAHAP
Pilihan Editor: Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini