Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pada peringatan Hari Sumpah Pemuda ini, sejarawan JJ Rizal mengatakan petingnya kreatifitas pemuda. Ia mengingatkan, Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 itu dimotori oleh segelintir pemuda yang kreatif yang mampu memobilisasi para pemuda lain di zaman itu.
Baca: Hari Ini di Jayapura, Ikrar Sumpah Pemuda dengan Bahasa Isyarat
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pemuda dulu, di tahun 1928, yang membuat perubahan besar itu adalah minoritas, orang-orang kreatif," kata Rizal kepada Tempo, Jumat 27 Oktober 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Rizal, saat ini, Indonesia memiliki modal bonus demografi, di mana jumlah orang dalam usia produktif lebih dominan. Kondisi ini tidak akan menghasilkan apa pun bila tidak cukup banyak orang-orang kreatif di dalamnya. "Tak akan banyak menolong," ujarnya.
Meski demikian, Rizal menambahkan, tak bisa dipungkiri bahwa bonus demografi tetap saja merupakan kesempatan besar untuk mengembalikan semangat kepemudaan di Indonesia. Alasannya, Indonesia saat ini sedang dilanda poses menjadi tua dan jompo.
Baca: Sumpah Pemuda 2018, Rektor IPB Ungkap Krisis Regenerasi
Bahkan, Rizal menyebut, Indonesia saat ini sudah pikun lantaran dalam perjalanannya sudah banyak melupakan sejarahnya sendiri. Karena itu, menurut dia, Hari Sumpah Pemuda ini bisa menjadi momentum untuk mengembalikan semangat muda Indonesia, seperti pada 1928 silam. "Ayo bikin muda kembali basa yang pernah dibuat oleh para pemuda, yang kini disulap jadi tua jompo," ucapnya.