Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Husein Mutahar merupakan salah satu tokoh dalam perjuangan Bangsa Indonesia yang banyak dikenal orang dengan lagu-lagu perjuangan yang ia ciptakan. Namun, selain menciptakan lagu-lagu perjuangan, Husein Mutahar pernah diperintahkan oleh Presiden Sukarno untuk menyelamatkan bendera pusaka merah putih yang dijahit oleh Fatmawati.
Awal kisahnya bermula saat itu Belanda sedang melancarkan agresi militer ke-2 di wilayah Indonesia. Diceritakan Sukarno dalam buku Bung Karno : Penjambung Lidah Rakjat karya Cindy Adms.
“Aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada diriku ini. Dengan ini, aku memberikan tugas ini kepadamu secara pribadi. Dalam keadaan apapun, aku memerintahkan kepadamu untuk menjaga bender aini dengan nyawamu,” kata Sukarno kepada Husein Mutahar.
Saat itu serangan Belanda ke Yogyakarta dipimpin oleh Van Mook dan melibatkan banyak pesawat P-51 yang melintas rendah di wilayah Yogyakarta. Dalam tempo yang sangat singkat, wilayah Yogyakarta berhasil diduduki oleh Belanda serta pangkalan udara Maguwo direbut dan markas komando militer Indonesia dibom.
Setelah itu, Sukarno dan Hatta ditawan oleh Belanda dan diasingkan ke Pulau Bangka. Selain Sukarno dan Hatta, Mutahar dan beberapa staf dari tim kepresidenan juga ditawan dan ditahan di sel, tepatnya di Semarang.
Saat dalam tawanan Belanda, Mutahar berhasil melarikan diri dan menggunakan kapal berlayar menuju Jakarta. Sesampainya di Jakarta, Mutahar menginap di rumah Sutan Sjahrir dan juga ia kos di rumah Kapolri pertama, Sukanto Tjokrodiatmodjo.
Saat di Jakarta, Mutahar terus mencari informasi bagaimana caranya mengembalikan bendera pusaka tersebut kepada Sukarno. Beruntung, di pertengahan Juni 1948, Mutahar menerima pemberitahuan dari Sukarno supaya bendera tersebut dapat dikembalikan kepada presiden yang berada di Muntok, Bangka.
Sukarno meminta kepada Mutahar untuk mengembalikan bendera tersebut melalui Sudjono karena saat di tempat pengasingan, Sukarno hanya boleh dikunjungi oleh delegasi-delegasi khusus yang telah ditentukan. Sudjono menjadi salah satu anggota delegasi tersebut.
Setahun setelah serangan Belanda, Sukarno dan Bung Hatta Kembali ke Yogyakarta pada 6 Juli 1949, dan kemudian pada 17 Agustus 1949 bertempat di Gedung Agung, bendera pusaka dikibarkan. Pada 1961, Husein Mutahar mendapatkan anugerah Bintang Mahaputera karena jasanya dalam menyelamatkan Sang Saka Merah Putih.
EIBEN HEIZIER
Baca: Simak Bedanya Bendera Merah Putih Milik Indonesia dan Monako
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini