Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Jejak Lembaga Eijkman: Pusat Biomolekuler Bergengsi dari Hindia Belanda

Lembaga Eijkman adalah salah satu lembaga penelitian paling bergengsi di Indonesia. Namanya diambil dari seorang dokter syaraf peraih Hadiah Nobel.

2 Januari 2022 | 13.24 WIB

Gedung Lembaga Eijkman. TEMPO/Nickmatulhuda
Perbesar
Gedung Lembaga Eijkman. TEMPO/Nickmatulhuda

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman merupakan salah satu lembaga penelitian paling bergengsi di Indonesia. Lembaga ini bergerak di bidang biologi molekuler dan bioteknologi kedokteran.

Sejak September 2021, LBM Eijkman diintegrasikan dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional alias BRIN dan berganti nama menjadi Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman.

Sebelumnya, Lembaga Eijkman berada di bawah naungan Kementrian Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi.

Melansir laman resmi Eijkman Institute, lembaga ini memiliki misi untuk memajukan perkembangan penelitian dasar dan terapan bidang biologi molekuler di Indonesia serta menerapkan kemajuan tersebut untuk kesejahteraan masyarakat.

Lembaga Eijkman didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1888 dengan nama Central Geneeskundig Laboratorium atau Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.

Pada peringatan 50 tahun pendiriannya, Geneeskundig Laboratorium berubah menjadi Eijkman Institute. Nama tersebut diambil dari nama dokter syaraf peraih Hadiah Nobel Kedokteran sekaligus direktur pertama lembaga ini, Christian Eijkman.

Ketika diangkat menjadi direktur, Eijkman mendapat tugas untuk meneliti penyakit beri-beri. Ia menghasilkan penemuan besar tentang hubungan antara penyakit tersebut dengan kekurangan vitamin B1.

Penemuan Eijkman lantas membuka khazanah baru tentang vitamin. Berkat jasanya tersebut, ia mendapat Penghargaan Hadiah Nobel 1929, setahun sebelum ia meninggal dunia di Belanda.

Pada puncaknya di awal abad lalu, Institut Eijkman menjadi pusat pengobatan tropis yang terkenal di dunia. Akan tetapi, lembaga ini sempat ditutup pada tahun 1960-an di tengah kesulitan ekonomi karena perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Pada 1992, atas inisiatif BJ Habibie yang kala itu menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi, Lembaga Eijkman kembali dihidupkan. Lembaga ini mulai beroperasi pada April 1993 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 19 September 1995.

Selanjutnya: Sebagai badan riset, Lembaga Eijkman...

Sebagai badan riset, Lembaga Eijkman memiliki kontribusi dalam mengidentifikasi pelaku bom bunuh diri pada kasus terorisme, menghasilkan pengakuan peran garis depan biologi molekuler dalam menanggapi keamanan hayati dan ancaman biosekuriti, serta dalam diagnosis penyakit menular yang baru muncul, seperti flu burung dan Covid-19.

Hingga tahun 2014, Lembaga Eijkman dipimpin oleh Sangkot Marzuki, ahli biomolekuler lulusan University  of Monash, University Australia. Setelah itu, posisi Kepala LBM Eijkman periode 2014 – 2021 digantikan oleh Amin Soebandrio.

Ilustrasi penelitian di Lembaga Biologi Molekular Eijkman. Sumber: dokumen Lembaga Eijkman

Perubahan status LBM Eijkman menjadi PRBM Eijkman ditandai dengan serah terima simbolis manajemen dari Amin Soebandrio kepada Plt. PRBM Eijkman, Wien Kusharyoto.

“Masuknya Lembaga Biologi Molekuler Eijkman kepada BRIN yang menjadi Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman maka kompetensi para periset biologi molekuler akan semakin meningkat. Apalagi selama ini LBM Eijkman sudah memiliki budaya riset yang tinggi, maka budaya ini tentunya akan menjadi PR bagi Kepala Pusat yang baru,”ujar Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, sebagaimana dilansir Tempo.co dari laman resmi BRIN.

Fasilitas Lembaga Eijkman yang sebelumnya berada di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) juga akan dipusatkan di Gedung Genomik di Cibinong Science Center (CSC). Pemindahan tersebut akan mulai dilakukan pada semester pertama 2022.

SITI NUR RAHMAWATI
Baca : BRIN Tawarkan Rekrut Eks Peneliti Eijkman, Salah Satunya Jalur PPPK


Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus