Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Jokowi Soal Kebebasan Berbicara: Kita Orang Timur, Sekarang Sangat Liberal

Jokowi mempertanyakan soal anggapan bahwa kebebasan berbicara masih kurang di masa kepemimpinannya. Demokrasi di sini sudah sangat liberal.

23 Agustus 2022 | 12.05 WIB

Presiden Joko Widodo meninjau alat mesin pertanian (Alsintan) di sela-sela peluncuran Taksi Alsintan di Gresik, Jawa Timur, Selasa, 22 Agustus 2022. Dengan hadirnya program Taksi Alsintan tersebut diharapkan dapat mendorong teknologi pertanian petani terus berkembang dan peningkatan produksi. ANTARA FOTO/Rizal Hanafi
Perbesar
Presiden Joko Widodo meninjau alat mesin pertanian (Alsintan) di sela-sela peluncuran Taksi Alsintan di Gresik, Jawa Timur, Selasa, 22 Agustus 2022. Dengan hadirnya program Taksi Alsintan tersebut diharapkan dapat mendorong teknologi pertanian petani terus berkembang dan peningkatan produksi. ANTARA FOTO/Rizal Hanafi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi berbicara soal kebebasan berbicara atau kebebasan berpendapat yang dianggapnya sudah cukup dijamin. Ia sangsi kalau ada anggapan yang menyebutkan kebebasan berbicara saat ini masih kurang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Pandangan disampaikan Jokowi dalam wawancara bersama wartawan senior Karni Ilyas. Karni awalnya menanyakan kepada Jokowi soal hasil survei yang menyebutkan kebabasan berbicara masih kurang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Hah, kebebasan apa yang masih kurang?" kata Jokowi, dengan nada meninggi dan mengerutkan keningnya, dalam video wawancara yang diunggah akun twitter @jokowi pada Selasa, 23 Agustus 2022.

Eks Gubernur DKI Jakarta ini menyebut orang sekarang bisa memaki-maki, menghina, mengejek, mencemooh presiden. "Juga tiap hari kita dengar, orang mendungu-dungukan presiden, juga tiap hari kita degar, kita lihat, biasa saja," kata Jokowi seraya tertawa.

Jokowi itu pun balik bertanya, kebebasan berbicara seperti apa lagi yang sebenarnya diinginkan. Barulah kemudian Ia menyebut bahwa demokrasi Indonesia saat ini sudah sangat liberal.

"Meskipun kita ini orang timur yang penuh dengan kesantunan, yang penuh dengan etika dan tata karama yang baik, tapi kita sekarang sudah, menurut saya, sudah sangat liberal sekali," kata dia.

"Apa Pak Karni gak melihat?" kata Jokowi membalikkan pertanyaan ke Karni dan kembali tertawa.

Akan tetapi, kata Jokowi, beda cerita kalau kemudian kebebasan berbicara itu sampai menghina seseorang dan orang itu marah. Lalu, orang itu melapor ke polisi. "Nah itu wilayah lain, sudah wilayah hukum yang bekerja," kata dia.

Sejumlah Survei

Sebelumnya, beberapa jejak pendapat telah memaparkan bagaimana masyarakat semakin takut untuk berbicara. Survei Lembaga Penelitian Pendidikan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) di 34 kota di Indonesia pada 8-15 April 2021 menemukan potret masyarakat saat ini yang semakin takut untuk menyatakan pendapat, berekspresi, berkumpul dan berserikat.

Peneliti LP3ES, Erwan Halil menjelaskan sebagian besar masyarakat sebanyak 52,1 persen setuju bahwa ancaman kebebasan sipil meningkat dan mengakibatkan meningkatnya ketakutan masyarakat dalam berpendapat, berekspresi dan berkumpul dan berserikat sebagai fondasi penting kebebasan.

“Kondisi ini juga diperkuat dengan kinerja sektor pemerintahan, dimana kebebasan berorganisasi / berpendapat mendapat penilaian publik hanya sebesar 59,2 persen,” ujar Erwan Halil lewat keterangan tertulis, Kamis, 6 Mei 2021.

Indikator Politik Indonesia juga mengungkap hasil survei terbaru perihal kebebasan berpendapat. Lembaga survei itu menemukan bahwa ada 62,9 persen masyarakat merasa semakin takut dalam mengeluarkan pendapatnya.

Peneliti Indikator Politik Indonesia Kennedy Muslim menjelaskan, survei dilakukan pada 11-21 Februari 2022 lalu terhadap 1.200 responden dengan metode stratified random sampling dan margin of eror sekitar 2,9 persen. Salah satu yang ditanyakan adalah soal apakah mereka setuju atau tidak setuju dengan pernyataan bahwa saat ini masyarakat semakin takut mengeluarkan pendapat.

“Dan hasilnya sangat menarik. Kita temukan bahwa 62,9 persen responden menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa masyarakat saat ini semakin takut dalam mengeluarkan pendapat,” ujar Kennedy di akun YouTube Indonesia Lawyer Club yang diunggah Jumat malam, 8 April 2022.

Fajar Pebrianto

Fajar Pebrianto

Meliput isu-isu hukum, korupsi, dan kriminal. Lulus dari Universitas Bakrie pada 2017. Sambil memimpin majalah kampus "Basmala", bergabung dengan Tempo sebagai wartawan magang pada 2015. Mengikuti Indo-Pacific Business Journalism and Training Forum 2019 di Thailand.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus