Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Kisah Dramatis KRI Torani Ungsikan Warga Pulau Sebuku di Lampung

Warga Pulau Sebuku memilih mengungsi sejak status Gunung Anak Krakatau dinaikkan dari siaga ke waspada sejak Kamis, 27 Desember 2018.

29 Desember 2018 | 19.04 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petugas TNI AL menggendong warga korban tsunami yang berasal dari Pulau Sebesi dan Sebuku Lampung Selatan yang tak sadarkan diri setibanya di dermaga C2 Pelabuhan Panjang, Bandar Lampung, Lampung, Kamis, 27 Desember 2018. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta-Puluhan warga Pulau Sebuku memilih mengungsi sejak status Gunung Anak Krakatau dinaikkan dari siaga ke waspada sejak Kamis, 27 Desember 2018. Mereka diungsikan menggunakan Kapal Republik Indonesia (KRI) Torani ke kawasan sekitar SD Negeri 1 Way Urang, Kalianda, Lampung, pada Jumat, 28 Desember 2018.

Menurut Perwira Pelaksana KRI Torani Letnan Satu Laut (P) Alant Ginanda proses evakuasi berlangsung cukup dramatis. Menurut dia, awalnya KRI Torani berlayar menuju Pulau Sebuku hanya untuk mengantarkan bahan bantuan berupa beras, mie instan, hingga selimut. KRI tiba di sekitar Pulau Sebuku sekitar pukul 18.00. "Awal perintah adalah drop logistik di Pulau Sebuku itu," kata dia, Sabtu, 29 Desember 2018.

Baca: BNPB: Potensi Tsunami Akibat Gunung Anak Krakatau Masih Ada

Kapal sempat tertahan tak bisa merapat ke pulau karena dermaga di pulau itu rusak diterjang tsunami. Tiba-tiba ada kapal yang mendekat. Alant mengira awalnya kapal itu hendak merapat untuk mengangkut bantuan. Namun, ternyata kapal itu berisi penduduk yang kebanyakan perempuan, anak-anak dan orang tua, serta orang sakit. Mereka minta dievakuasi. "Kemarin kami sebenarnya tujuannya memberikan logistik, namun tiba-tiba warga di Pulau Sebuku minta ikut," kata dia.

Karena dapat permintaan itu pihaknya akhirnya mengevakusi para pengungsi. Pengungsi berjumlah 62 orang, terdiri dari 20 laki-laki dewasa, 21 perempuan, dan 21 anak-anak. KRI Torani kemudian membawa para pengungsi tersebut ke Pelabuhan Bakauheuni Lampung untuk diungsikan. Dia memperkirakan masih ada puluhan warga lainnya yang masih bertahan di Pulau Sebuku.

Simak: Kemenhub Kerahkan 4 Kapal Evakuasi Warga Sebesi Setelah Tsunami

Sebelumnya, upaya evakuasi terus dilakukan terhadap warga di pulau-pulau berpenghuni di Selat Sunda yang dekat dengan Gunung Anak Krakatau menyusul kenaikan status aktivitas vulkanik dari level II atau waspada ke level III atau siaga sejak Kamis. Seluruh warga Pulau Sebesi sebelumnya secara vertahap sudah dievakuasi ke Lampung dan kini mengungsi di Lapangan Tenis Indoor Kalianda.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei memastikan stok bahan makanan untuk pengungsi korban tsunami di Lampung Selatan masih aman. "Kami sudah mengecek semua di lapangan, untuk kebutuhan dasar sampai dua minggu ke depan stoknya masih aman, bahkan sangat berlimpah," ujarnya usai menyerahkan bantuan di rumah dinas bupati Lampung Selatan.

Lihat: Evakuasi Warga Pulau Sebesi dan Sebuku Pasca-tsunami Selat Sunda

Meskipun persediaan bantuan dari makanan dan obat-obatan sudah berlimpah, kata Willem, pengungsi masih kekurangan selimut dan matras. "Saat ini kita usahakan tambah terus, jadi kita selalu memantau apa saja yang dibutuhkan di lapangan. Jika ada kekurangan akan segera kita penuhi," kata dia.

Saat ini, kata Willem, jumlah pengungsi di Lampung tercatat sebanyak 7.617 jiwa yang tersebar di 14 titik. "Saat ini, yang sedang kita tangani adalah evakuasi saudara-saudara kita yang tinggal di Pulau Sebesi dan Sebuku. Saya lihat ini ditempatkan di tempat yang sangat layak di Lapangan Tenis Indoor Kalianda," ujarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus