Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Kisah Si Jakun, Warna Kuning Jaket Almamater Universitas Indonesia

Dalam berbagai aksi mahasiswa Universitas Indonesia (UI) menggunakan jaket almamater berwarna kuning. Ini kisah tentang si Jakun itu.

28 April 2022 | 09.09 WIB

Aksi mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang menggeruduk Gedung Rektorat untuk menuntut Rektor mencabut PP No 75 Tahun 2021 tentang revisi Statuta UI, Depok, Jumat, 12 November 2021. Dalam unjuk rasa yang diikuti oleh Guru Besar, Dosen, hingga Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) mereka menyampaikan penolakan terhadap revisi tersebut. Tempo / Dika Yanuar
material-symbols:fullscreenPerbesar
Aksi mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang menggeruduk Gedung Rektorat untuk menuntut Rektor mencabut PP No 75 Tahun 2021 tentang revisi Statuta UI, Depok, Jumat, 12 November 2021. Dalam unjuk rasa yang diikuti oleh Guru Besar, Dosen, hingga Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) mereka menyampaikan penolakan terhadap revisi tersebut. Tempo / Dika Yanuar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Indonesia atau beken dengan nama UI adalah sebuah perguruan tinggi di Indonesia yang terletak di Depok dan Salemba. UI adalah salah satu perguruan tinggi negeri (PTN) yang terkenal di Indonesia. UI bersama dengan UGM dan ITB sering disebut “Top 3” atau tiga kampus paling top di Indonesia.

Salah satu ciri khas dari UI jaket almamater yang berwarna kuning atau banyak orang sering menyebutnya jakun atau jaket kuning. Lalu, bagaimana sejarah dan cerita di balik warna kuning pada warna yang identik dengan UI?

Dalam sebuah artikel khusus yang ditulis oleh Suara Mahasiswa UI dalam Majalah Suara Mahasiswa Universitas Indonesia Edisi 25, disebutkan bahwa asal mula warna kuning dipilih sebagai warna kebanggaan UI, bukanlah dari pihak universitas, tetapi diusulkan oleh Dewan Mahasiswa UI (Dema UI).

Pada 1955, mahasiswa jurusan Sejarah UI, Nugroho Notosusanto, kelak menjadi Rektor UI, menciptakan atribut bagi mahasiswa UI dengan 2 unsur, yaitu warna kuning UI dan lambang beringin UI atau populer disebut dengan Makara.

Dema UI mulai mengesahkan pemakaian kedua atribut tersebut pada 1955 dan 9 tahun kemudian atau pada 1964, keluar Keputusan Rektor UI Nomor 203/HM/IN/K-64 tentang Atribut Mahasiswa UI. Keputusan rektor tersebut dikeluarkan oleh Rektor UI Syarif Thayep dan kedua unsur identitas tersebut secara resmi diakui oleh pihak rektorat.

Selanjutnya, pada 1966, jaket alamamter berwarna kuning milik UI mewarnai jalanan ibu kota ketika terjadi aksi demo terhadap Sukarno. Sejak saat itu, jaket kuning milik UI dianggap sebagai simbol perjuangan.

Namun, dalam perjalananya, jaket kuning Universitas Indonesia juga ditumbuhi banyak kisah. Salah satu kisah adalah yang dipopulerkan W. S. Rendra. Penyair itu menyatakan bahwa jaket kuning milik UI ini kerap berlumuran darah mahasiswa dan karenanya menjadi simbol perjuangan. Kisah yang diceritakan oleh W. S. Rendra berkaitan dengan seorang mahasiswa UI bernama Arif Rahman Hakim yang gugur dalam aksi demonstrasi pada 1966.

EIBEN HEIZIER

Baca: Mahasiswa FKUI Arif Rahman Hakim Menjadi Simbol Perlawanan Mahasiswa 1966

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus