Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

KPAI: WhatsApp Wajib Lindungi Anak dari Konten GIF Porno

KPAI bakal menemui manajemen WhatsApp soal konten GIF porno pada aplikasi layanan percakapan tersebut.

7 November 2017 | 01.49 WIB

Aplikasi WhatsApp. REUTERS/Thomas White
Perbesar
Aplikasi WhatsApp. REUTERS/Thomas White

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto mengatakan manajemen WhatsApp wajib memberikan proteksi maksimal pada anak dari konten pornografi. Ini terkait dengan fitur GIF pada aplikasi WhatsApp yang berkonten asusila.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"WhatsApp sebagai korporasi wajib memberikan proteksi maksimal terkait perlindungan anak, termasuk perlindungan dari konten-konten pornografi," kata Susanto seusai bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Senin, 6 November 2017.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia mengatakan, pihaknya akan mengundang manajemen WhatsApp untuk menyamakan persepsi. "Besok kami rencana akan mengundang pihak manajemen WhatsApp," ujar Susanto. Sebelumnya, KPAI juga telah mengundang manajemen Twitter maupun Facebook untuk menyampaikan soal perlindungan anak dari konten pornografi.

Dalam pertemuan dengan Wapres, salah satu pembicaraan yang disampaikan pihak KPAI adalah soal kejahatan siber (cybercrime). Susanto mengatakan tren kejahatan tersebut semakin tinggi, termasuk kasus terakhir soal konten pornografi di fitur GIF Whatsapp. Dia mengatakan, Wapres memberikan respons yang bagus pada upaya-upaya yang telah dilakukan KPAI untuk melindungi anak dari kejahatan siber.

Dalam kesempatan itu, KPAI, kata Susanto, juga meminta pada pemerintah untuk bertindak tegas dan membangun sistem proteksi yang maksimal untuk melindungi anak terpapar dari konten negatif, terutama pornografi, serta kekerasan. Anak-anak, kata Susanto, tidak bisa menghindari kemajuan teknologi dan informasi termasuk Whatsapp. "Dengan kondisi seperti ini, tentu negara, kita minta perannya secara maksimal agar anak-anak benar-benar steril dari konten-konten itu," ujar Susanto.

Amirullah

Redaktur desk nasional. Menjadi bagian Tempo sejak 2008. Pernah meliput isu-isu perkotaan, ekonomi, hingga politik. Pada 2016-2017 ditugaskan menjadi wartawan Istana Negara

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus