Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Bandung - Tim mahasiswi Arsitektur Institut Teknologi Bandung (ITB) 2016 merancang taman bermain inklusi untuk anak berkebutuhan khusus. Karya Azizah Rahmazahra Harsanto dan Rafidah Azzar Dea itu berjudul Kumcah-kumcah singkatan dari kumpul bocah-bocah. Rancangan mereka menjadi kampiun di Sayembara Architecture Carnival 1.0.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kompetisi gelaran Universitas Islam Negeri Maulana Ibrahim Malang akhir Oktober lalu itu fokus pada fasilitas penunjang untuk anak berkebutuhan khusus. Azizah dan Dea menggagas taman bermain edukatif sekaligus inklusif. Rancangannya terkait dengan keberadaan Sekolah Luar Biasa di dekat taman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Taman Kumcah berdiri di atas lahan kosong. Mereka menciptakan ruang terbuka baru dengan konstruksi panggung berlorong segiempat tanpa atap. Bentuk lintasan dan ruangnya bersifat abstrak. Berbahan kayu, kesan alami dipertahankan tanpa sapuan cat warna-warni seperti umumnya taman bermain anak. Tema berkelanjutan diselipkan pada penggunaan kayu berjenis ulin atau kayu besi.
Desain taman bermain inklusi Kumcah-kumcah karya Azizah Rahmazahra Harsanto - Rafidah Azzar Dea dari ITB yang menjuarai Sayembara Architecture Carnival 1.0. Foto: Dokumentasi ITB
Tidak ada alasan khusus instalasi taman itu dibuat terbuka. Azizah dan Dea hanya ingin menciptakan pengalaman ruang yang kaya bagi siswa Sekolah Luar Biasa agar bisa bermain dan melebur dengan alam. Pengalaman itu dibangun oleh pembentukan ruang berupa koridor.
Akses taman berupa koridor yang menanjak atau menurun dari arah sebaliknya. Lebarnya bisa dilalui kursi roda. "Dibuat naik turun juga untuk pengalaman ruang agar tidak ada kejenuhan," kata Dea kepada Tempo, Kamis, 21 November 2019. Selain lintasan berupa koridor, ada juga semacam ruang bersama untuk berkumpul dan berkegiatan.
Desain taman bermain inklusi Kumcah-kumcah karya Azizah Rahmazahra Harsanto - Rafidah Azzar Dea dari ITB yang menjuarai Sayembara Architecture Carnival 1.0. Foto: Dokumentasi ITB
Tanpa ukuran rinci, rancangan itu bersifat fleksibel dari segi bentuk dan dimensi. Mereka mendesain taman itu dengan sistem modul atau per bagian. Dimensi modulnya untuk lantai dan pembatas koridornya berukuran 1,2 x 1,2 meter. Desain seperti itu membuka partisipasi masyarakat untuk bergotong royong membuatnya.
Taman Kumcah-kumcah dilengkapi dengan kandang burung yang bisa dimasuki pengunjung. Sebab, suara burung dipercaya dapat memberikan efek penyembuhan (healing). Selain anak disabilitas, taman itu terbuka bagi anak-anak untuk membuka ruang pembauran.
Desain taman bermain inklusi Kumcah-kumcah karya Azizah Rahmazahra Harsanto - Rafidah Azzar Dea dari ITB yang menjuarai Sayembara Architecture Carnival 1.0. Foto: Dokumentasi ITB