Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengelola Masjid Istiqlal sedang membangun kamar hotel gratis untuk para musafir dari luar kota yang sedang berkunjung ke masjid nasional tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wakil Kepala Bidang Riayah Badan Pengelola Masjid Istiqlal Her Pramtama mengatakan pihaknya sedang membangun 56 kamar. Jumlah ini lebih banyak 16 unit dari rencana awal 40 kamar setelah penghitungan ulang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pria yang akrab disapa Temmy ini mengatakan, gagasan kamar hotel gratis ini berawal dari perhatian Imam Besar Masjid Istiqlal sekaligus Menteri Agama Nasaruddin Umar. Nasarudin mengatakan pelancong Masjid Istiqlal memerlukan tempat istirahat yang layak ketika mengunjungi masjid, namun tetap terjangkau.
Kendati demikian, Temmy mengatakan ada syarat pengunjung agar bisa menggunakan layanan ini. Syarat utama adalah yang bisa menggunakan kamar ini adalah orang yang tinggal di luar Jakarta.
“Syaratnya pertama mungkin yang bisa diperiksa adalah KTP ya. KTP yang memang berasal dari luar Jakarta,” kata Temmy saat dihubungi Tempo, 1 Maret 2025.
Pelancong yang tinggal di sektar Istiqlal atau di dalam Jakarta tidak diperbolehkan. Sehingga layanan hanya diperuntukan untuk pengunjung luar kota Jakarta.
Selain syarat domisili, masa menginap bakal dibatasi antara dua atau tiga hari. Pembatasan ini agar pengunjung lain bisa menggunakan karena tempatnya terbatas.
Temmy menargetkan 56 kamar seluas 2 x 3 meter ini selesai akhir Ramadan. Layanan kamar hotel gratis Masjid Istiqlal ini akan dibuka permanen, bukan hanya sewaktu Ramadan.
Temmy mengatakan ruangan yang dipakai adalah salah satu ruangan serbaguna yang dulunya dipakai untuk resepsi pernikahan. Hotel gratis ini akan berlokasi di dalam kompleks Istiqlal. Letaknya tepat di sekitar tempat wudhu laki-laki dekat plaza Al-Fattah. Di sana ada lorong menembus ke arah madrasah. Dari lorong, area gedung serbaguna berada di sebelah kanan.
Temmy mengatakan Istiqlal memiliki dua ruang serbaguna. Sehingga satu ruangan yang tidak digunakan dialihkan untuk kamar gratis musafir setelah mempertimbangkan situasi di Istiqlal.
“Jadi kita memanfaatkan satu lantai yang dulunya adalah serbaguna. Kemudian kami sulap interiornya menjadi hotel, ruangan kamar-kamar seperti hotel kapsul yang ada di Jepang maupun di Singapura, seperti di airport juga,” kata dia.
Gagasan kamar hotel gratis untuk musafir ini pertama kali disampaikan Menteri Agama Nasaruddin Umar pada Jumat, 28 Februari 2025. Ia mengatakan fasilitas ini dibuat karena banyaknya pelancong yang berkunjung ke Masjid Istiqlal selama Ramadan.
Menurut Nasaruddn, musafir tersebut kemungkinan hanya berkunjung satu atau dua hari dan terlalu mahal menyewa hotel. Sehingga banyak dari mereka menginap di Masjid Istiqlal. Karenanya, Masjid Istiqlal berinisiatif menyediakan tempat istirahat sementara untuk para musafir.
“Hotelnya itu mirip dengan yang ada di Jepang atau di bandara Singapura. Hotel kapsul ya, jadi lumayan. Ada kopernya, ruang mandinya, breakfast-nya gratis," kata Nasaruddin saat konferensi pers di Masjid Istiqlal, dikutip dari kanal YouTube Masjid Istiqlal kemarin.
Pilihan Editor: Pengelola Masjid Istiqlal Bangun 56 Kamar Hotel Gratis untuk Musafir