Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebutkan keputusan untuk bertransisi dari pandemi menjadi endemi tidak dapat diputuskan oleh suatu negara, melainkan harus dikoordinasikan dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). “Ini pandemi global. Indonesia tidak bisa mengambil keputusan sendiri mengenai ini sudah menjadi endemi,” kata Budi, Selasa, 31 Mei 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Budi menjelaskan, terdapat beberapa pertimbangan dalam memutuskan transisi pandemi menuju endemi. Salah satunya kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan. Menurut dia, pemerintah secara bertahap akan memindahkan tanggung jawab menjaga kesehatan ke masing-masing individu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, Budi mengusulkan tiga faktor transmisi komunitas yang harus dipenuhi sebelum memutuskan transisi pandemi menuju endemi. Hal tersebut harus dipenuhi selama tiga bulan berturut-turut.
“Ada aturan WHO (ihwal) tiga faktor transmisi komunitas. Berapa kasus per 100 ribu, berapa masuk rumah sakit per 100 ribu, berapa yang meninggal per 100 ribu, itu level 1, selama tiga bulan berturut-turut,” kata Budi.
Petugas medis menyuntik vaksin Covid-19 kepada warga di Bandung, Jawa Barat, 14 April 2022. TEMPO/Prima mulia
Budi juga mengusulkan keputusan transisi dari pandemi menuju endemi dapat dilakukan apabila capaian vaksinasi dosis kedua sudah 70 persen. Kemudian laju penularan dan reproduction rate berada di bawah 1 selama tiga bulan berturut-turut.
“Itu menjadi pertimbangan kami dari sektor kesehatan sehingga merasa cukup yakin bahwa sudah bisa dibuat keputusan transisi dari pandemi menjadi endemi,” ujar Budi.
Budi juga mengatakan transisi dari pandemi menuju endemi tidak hanya didasari pertimbangan sektor kesehatan, tapi juga ekonomi, sosial, dan politik. “Sehingga kepala negara, kalau itu levelnya negara, atau kumpulan kepala-kepala negara, kalau sifatnya global, mengambil keputusan itu,” ujarnya.
Presiden Joko Widodo meminta agar pemberian vaksin penguat atau booster bagi masyarakat terus digencarkan. Sebab, masih ada tambahan sekitar 71 juta dosis vaksin yang akan datang hingga akhir tahun.
Vaksinasi penguat akan meningkatkan kekebalan dan kekuatan kadar antibodi di dalam tubuh. Berdasarkan data survei serologi Kementerian Kesehatan, rata-rata kadar antibodi sebelum seseorang diberi vaksin penguat hanya sekitar 300-400.
AFRILIA SURYANIS
#cucitangan #pakaimasker #jagajarak
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo