Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Analis politik sekaligus CEO & Founder Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, menyebut stempel intoleran tak lagi relevan dengan sosok Anies Baswedan. Stigma ini kerap disuarakan oleh lawan politik Anies yang menganggap Pilkada 2017 dimenangkan Anies karena didukung kelompok intoleran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Anies saya lihat sudah mulai berhasil dalam soal mementahkan stigma kalau beliau didukung kelompok intoleran. Artinya stempel Anies intoleran sudah nggak ngefek dan relevan di dalam men-downgrade racikan elektoralnya," ujar Pandi saat dihubungi Tempo, Senin, 5 Desember 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pandi menyebut penilaian ini beradasarkan hasil survei Voxpol Center pada 22 Oktober - 7 November 2022. Survei itu menggunakan metode multistage random sampling melalui dua tahap, yakni systematic random sampling dalam memilih TPS dan systematic random sampling dalam memilih responden dari DPT. Jumlah sampel dalam survei ini adalah 1.220 responden dengan margin of error +/- 2,81 persen.
Dalam survei tersebut, mayoritas pemilih Anies beragama Hindu dengan persentase 38,2 persen, Kristen Katolik 36,8 persen, Islam 33,3 persen, Kristen Protestan 29 persen, dan Budha 28,6 persen.
"Dalam data kita saja, pendukung kristen katolik sudah terbelah. Kalau waktu Jokowi kan semua bulat kristen-katolik. Kalau Anies masih kental soal capres intoleransi nggak mungkin kristen katolik mendukung beliau," ujar Pandi.
Selain itu, dalam survei alasan masyarakat tidak memilih Anies, hanya 3,2 pesen yang menjadikan faktor Anies dekat dengan kelompok intoleran sebagai alasan tak memilih. Sementara mayoritas tak memilih Anies karena alasan tertarik dengan kandidat lain.
Deklarasi dukungan tokoh lintas agama
Isu Anies sosok capres intoleran juga berusaha dibantah melalui deklarasi para tokoh pendidikan dan tokoh lintas agama yang tergabung dalam Laskar Angkatan Muda Anies Baswedan (Laskar Aman). Deklarasi dukungan untuk mantan Gubernur DKI Jakarta itu digelar di Sofyan Hotel Soepomo, Jakarta, Ahad kemarin.
"Relawan Laskar Aman ini merupakan organik dan bukan bayaran. Dukungan kepada Anies Baswedan sebagai bentuk kecintaan pada Ibu Pertiwi," ujar Juru Bicara Laskar Aman, Indra Charismiadji, dalam keterangannya, Ahad, 4 Desember 2022.
Indra mengatakan tuduhan bahwa Anies berhubungan dengan kelompok intoleran tidak terbukti selama 5 tahun menjabat Gubernur DKI Jakarta. Indra menjabarkan, tuduhan yang selama ini menyebut Jakarta akan menjadi provinsi syariah atau pengusung negara khilafah tidak terbukti.
Indra menuturkan selama Jakarta dipimpin oleh Anies Baswedan, izin pendirian rumah ibadah yang sulit didapat dan telah menunggu puluhan tahun dikeluarkan. Selain memberikan Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada masa kepemimpinan Anies Baswedan menyalurkan bantuan sosial melalui dana hibah Bantuan Operasional Tempat Ibadah (BOTI) untuk semua agama.
"Jadi apa yang ditakutkan tidak terjadi. Tingkat kohesifitas alias tidak ada polarisasi sangat tinggi sekali, ini kajiannya dari Nanyang Technical University Singapura loh, bukan abal-abal dan pembangunan rumah ibadah semua yang selama ini kesulitan mendapatkan IMB-nya, tetapi selama Anies menjabat sebagai gubernur justru terjadi," kata Indra.
M JULNIS FIRMANSYAH