Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Penjelasan TNI soal Pembangunan Pos Militer di Intan Jaya

TPNPB OPM sebelumnya menyatakan sikap siap berperang dengan TNI-Polri apabila apabila pembangunan pos keamanan di Intan Jaya tetap dilanjutkan.

7 April 2025 | 14.56 WIB

Pasukan TPNPB-OPM menyiapkan prosesi pembakaran mayat Detius Kogoya, personil Komando Daerah Pertahanan (Kodap) VIII Intan Jaya. Detius tewas setelah baku tembak dalam penyerangan di Kampung Madi, Distrik Paniai Timur, Kabupaten Paniai, Papua Tengah, pada 21 dan 22 Mei 2024. Dalam penyerangan itu kelompok bersenjata ini membakar 12 bilik kios dan sejumlah bangunan sekolah. Dok. Istimewa
material-symbols:fullscreenPerbesar
Pasukan TPNPB-OPM menyiapkan prosesi pembakaran mayat Detius Kogoya, personil Komando Daerah Pertahanan (Kodap) VIII Intan Jaya. Detius tewas setelah baku tembak dalam penyerangan di Kampung Madi, Distrik Paniai Timur, Kabupaten Paniai, Papua Tengah, pada 21 dan 22 Mei 2024. Dalam penyerangan itu kelompok bersenjata ini membakar 12 bilik kios dan sejumlah bangunan sekolah. Dok. Istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Markas Besar TNI menjelaskan alasan tengah dibangunnya pos keamanan atau pos militer di wilayah Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua Tengah. Pada Agustus lalu, pos keamanan di Intan Jaya diserang milisi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB OPM.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Brigadir Jenderal Kristomei Sianturi mengatakan pembangunan pos keamanan di Intan Jaya merupakan bagian dari upaya negara untuk melindungi masyarakat dari ancaman kekerasan TPNPB. "Keberadaan pos bertujuan untuk memperkuat kehadiran negara, menjaga kedaulatan, dan menciptakan rasa aman bagi masyarakat," kata Kristomei kepada Tempo, Senin, 7 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kristomei mengatakan TNI berkomitmen untuk memberikan rasa aman dan melindungi masyarakat sipil di Papua dari pelbagai potensi ancaman. Sehingga, kata dia, pembangunan pos keamanan di Intan Jaya tidak akan dihentikan meski TPNPB mengultimatum akan kembali melakukan penyerangan, baik kepada prajurit TNI maupun tenaga pendidik dan kesehatan yang dinilai terafiliasi. "Kami memastikan, keamanan dan keselamatan masyarakat sipil adalah prioritas," ujar Kristomei.

Juru bicara TPNPB OPM Sebby Sambom sebelumnya mengatakan milisi TPNPB di seluruh Papua telah menyatakan sikap siap berperang dengan TNI-Polri apabila pembangunan pos keamanan di Intan Jaya tetap dilanjutkan. Sebby bercerita, pada 5 April lalu Komandan Operasi TPNPB Mayor Jenderal Lekagak Telenggen telah bertemu dengan seluruh perwakilan Kodap TPNPB dan menghasilkan satu kesepakatan penting, yaitu ihwal kesiapan perang.

Intan Jaya menjadi salah satu Kabupaten di Papua yang ditetapkan TPNPB sebagai zona perang. Sebby mengultimatum agar warga negara Indonesia yang berada di Intan Jaya agar segera meninggalkan daerah tersebut sebelum dilancarkannya operasi. "Sebagaimana yang telah disepakati, perang adalah solusi untuk merebut kemerdekaan Papua dari Indonesia," ujar Sebby.

Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia Usman Hamid meminta TNI-Polri tak reaktif dalam menyikapi pernyataan perang TPNPB. Ia mengingatkan, agar TNI-Polri tetap mengedepankan pendekatan dialog dalam penanganan konflik di Papua. "Pendekatan yang mengandalkan militerisasi bukan hanya gagal menyelesaikan akar persoalan, tapi justru memperburuk relasi antara negara dan orang asli Papua," kata Usman.

Sebelumnya, selain pos keamanan di Intan Jaya, TNI berencana merenovasi 15 pos keamanan di Papua. Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Maruli Simanjuntak mengatakan, belasan pos tersebut memang harus direnovasi untuk mendukung distribusi logistik prajurit yang bertugas. "Ada beberapa pos yang hanya bisa didatangi oleh helikopter. Sedangkan selama ini droping logistik sulit dilakukan oleh helikopter, apalagi untuk membawa barang lain," kata Maruli pada 29 Februari 2024.

Andi Adam Faturahman

Berkarier di Tempo sejak 2022. Alumnus Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mpu Tantular, Jakarta, ini menulis laporan-laporan isu hukum, politik dan kesejahteraan rakyat. Aktif menjadi anggota Aliansi Jurnalis Independen

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus