Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Muhammad Akbar Ghifari berhasil diterima di Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya dalam Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) jalur Seleksi Nasional Berbasis Tes atau SNBT 2023. Meski tak diterima di pilihan pertama yaitu Universitas Gadjah Mada pada prodi yang sama, Akbar yang merupakan lulusan SMA 29 Jakarta ini tetap bersyukur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Akbar memilih program studi Teknologi Industri Pertanian karena, menurut dia, bidang tersebut masih sangat dibutuhkan di Indonesia. "Karena indonesia banyak lahan yang luas tapi cara mengolah pertanian melalui teknologi belum terlalu bisa," ujarnya kepada Tempo pada Jumat, 30 Juli 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk bisa lolos ujian yang diikuti 803.852 peserta itu, Akbar belajar dengan penuh perjuangan. Dia membagi waktu belajarnya dengan kegiatan lain di Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS dan ekstrakurikuler basket. Terkadang, Akbar mengorbankan kegiatan tersebut untuk fokus belajar mengejar kampus impian.
Persiapan ujian sudah dilakukan Akbar sejak jauh-jauh hari. Dia mulai mempersiapkan diri sejak kelas XI. Karena materi ujian tahun ini berbeda yang berfokus pada tes skolastik, Akbar memilih untuk mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah. “Kalau penalaran matematika di tempat les diajarkan cara berpikir dan triknya," ujar Akbar yang mengaku menyukai pelajaran matematika.
Akbar biasanya membuat daftar materi apa saja yang sudah dan belum dipahami. Materi yang belum dia pahami ditanyakan pada guru di tempat les. Tak jarang Akbar begadang untuk mengerjakan soal-soal.
Pada awal belajar materi tes UTBK, Akbar mengaku merasa tertekan karena harus belajar hingga tengah malam dan membagi waktu dengan kegiatan lain. Dia juga sempat kesulitan belajar Bahasa Inggris dan Matematika.
Namun, dengan tekad yang kuat, Akbar tak patah semangat. Dia terus berjuang dan akhirnya meraih perguruan tinggi yang dia pilih. Untuk mengasah bahasa Inggrisnya, Akbar memaksa dirinya untuk menonton film dengan teks bahasa Inggris dan berbicara dengan temannya menggunakan bahasa Inggris.
“Saking padatnya waktu itu, kadang aku hampir setiap malam nangis karena takut enggak diterima dan kesulitan di bahasa Inggris dan juga matematika logika,” ujarnya.
Akbar berpesan kepada para siswa yang akan berjuang di UTBK tahun depan agar tak mudah menyerah. Kuncinya, kata dia, adalah fokus dengan tujuan meraih kampus impian.
“Saat keterima rasanya senang sekali. Apalagi ditambah lihat ekspresi ibu yang senang banget,” katanya.
Pilihan Editor: 10 Desain Unik Toga Kampus di Indonesia, dari UPI hingga Binus