Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Pj Gubernur Jakarta Ungkap Alasan Tak Lakukan Modifikasi Cuaca Saat Momen Imlek

Pj Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi mengungkap alasan kenapa pemerintah tak lakukan modifikasi cuaca saat malam Imlek.

29 Januari 2025 | 23.37 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Penjabat Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi saat ditemui wartawan usai menghadiri Festival Pecinan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Rabu, 29 Januari 2025. TEMPO/Oyuk Ivani Siagian

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Penjabat Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi berkilah soal pemerintah tak melakukan operasi modifikasi cuaca atau OMC menjelang tahun baru Imlek. Ia mengatakan, alasannya adalah saat itu diprediksi curah hujan dipekirakan tidak terlalu ekstrem.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Karena sebelumnya diperkirakan cuacanya itu tidak seekstrem itu, kami belum lakukan modifikasi cuaca,” ujar Teguh saat ditemui usai menghadiri Festival Pecinan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, pada Rabu, 29 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teguh menuturkan, dari peristiwa terjadinya banjir di momen Imlek tahun ini, Pemprov Jakarta akan melakukan evaluasi. Apalagi, menurut dia, curah hujan ekstrem pada masa Imlek sering kali terjadi. Dia mengatakan, semua pihak yang berwenang harus selalu siaga. Terlepas modifikasi dilakukan atau tidak.

“Jangan sampai kemudian kami mengandalkan modifikasi cuaca lalu membuat lengah para petugas dan juga perangkat wilayah,” kata dia.

Lebih lanjut, Teguh mengatakan Pemprov Jakarta akan segera melakukan rekayasa cuaca untuk mencegah terjadinya curah hujan ekstrem yang dapat memperparah banjir di Jakarta. Rencananya, OMC akan dilaksanakan dalam dua hingga tiga hari ke depan.

Teguh menjelaskan, pelaksanaan rekayasa cuaca ini akan dilakukan dengan mempertimbangkan prakiraan hujan lebat mengarah ke ekstrem. Dia mengatakan telah berkomunikasi dengan Sekretaris Daerah Marullah Matali, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKD) Jakarta Michael Rolandi Cesnanta Brata, serta Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta Isnawa Adji terkait realisasi rencana ini.

“Kami tadi sudah bicara dengan Sekda, dengan Kepala BPKD dan juga Kepala BPBD, yang nanti dikoordinir oleh asisten pemerintahan,” kata Budi.

Adapun, Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD Jakarta Mohamad Yohan menyatakan, sejumlah titik genangan telah surut. Pihaknya mencatat, hingga Rabu pukul 20.00, genangan yang tersisa terjadi di 35 RT dan 3 ruas jalan. Wilayah yang masih terendam itu berada di Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Jakarta Timur.

“Sudah (berkurang). Terutama jalan yang tergenang sekarang tersisa 3 ruas jalan,” ujar Yohan saat dihubungi Tempo pada Rabu, 29 Januari 2025.

Yohan mengatakan, ruas jalan yang tergenang itu terdiri dari Jalan Muara Baru, Kelurahan Penjaringan dengan ketinggian 20 sentimeter, Jalan Kamal Raya Kelurahan Cengkareng Barat dengan ketinggian 25 sentimeter, dan Jalan Satria Raya, Kelurahan Jelambar dengan ketinggian 30 sentimeter.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus