Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) mencatat sejarah baru setelah berhasil masuk dalam daftar pemeringkatan perguruan tinggi oleh Quacquarelli Symonds (QS). PNJ menjadi satu-satunya politeknik di Indonesia yang masuk ke dalam pemeringkatan di QS Asia University Rankings 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Quacquarelli Symonds merupakan lembaga penyedia layanan dan analitik terkemuka di dunia untuk sektor pendidikan tinggi. Setiap tahunnya perguruan tinggi di seluruh dunia berlomba-lomba untuk memperbaiki kualitas layanan pendidikan mereka demi bisa masuk ke dalam daftar pemeringkatan lembaga yang berbasis di Inggris tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rilis QS Asia University Rankings 2024 yang dikeluarkan pada Rabu, 8 November 2023 menempatkan PNJ di peringkat 801 dari total 857 universitas yang masuk dalam daftar pemeringkatan. Daftar rilis universitas tersebut sendiri berasal dari 25 negara di Asia.
Dilansir dari situs Vokasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, pemeringkatan tersebut menunjukkan bahwa PNJ menjadi satu-satu politeknik di Indonesia yang masuk dalam daftar sekaligus menjadi politeknik terbaik di Indonesia versi QS. Pada edisi QS Asia University Rankings yang ke-16 ini, ada penambahan peserta yang mengikuti pemeringkatan, yakni 149 universitas untuk Asia dan tujuh universitas untuk Indonesia.
Bersamaan dengan pemeringkatan tersebut, lembaga QS juga menerbitkan empat peringkat turunan subregional, yaitu QS Asia University Rankings: Eastern Asia, Southern Asia, South-Eastern Asia, dan Central Asia.
PNJ di tingkat subregional Asia Tenggara menempati peringkat 139. Hal ini menunjukkan politeknik di Indonesia mampu bersaing di tingkat regional baik Asia Tenggara maupun Asia.
Tak semua institusi pendidikan tinggi bisa masuk ke dalam pemeringkatan QS. Pertama, perguruan tinggi harus mempunyai program sarjana dan pascasarjana. Kedua, perguruan tinggi harus memiliki lebih dari 50 dokumen yang terindeks scopus dalam lima tahun terakhir.
Metode dan kriteria penilaian yang digunakan pada QS Asian University Ranking hampir sama dengan yang diterapkan pada QS World University Ranking. Hanya saja, terdapat penambahan dan penyesuaian bobot. Setidaknya ada empat Indikator utama yang dijadikan tolok ukur dalam penilaian, yakni research and discovery, employability and outcomes, learning experience, dan global engagement.