Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah perguruan tinggi negeri menyediakan berbagai akses untuk peserta disabilitas yang mengikuti ujian tulis berbasis komputer atau UTBK. Aksesibilitas tersebut meliputi akses bangunan, pendamping, hingga teknologi pengampu seperti pembaca layar dan alat tulis menulis huruf braille.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Beberapa perguruan tinggi negeri yang ramah disabilitas seperti Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Padang, dan Universitas Indonesia. Di Universitas Negeri Padang, UTBK bagi peserta disabilitas dilaksanakan di Labor Departemen Elektronika 10 pada sesi tiga pada Kamis, 24 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Kami siapkan tujuh unit komputer khusus, lengkap dengan perangkat lunak pendukung. Pengawasnya pun harus dari PLB (Pendidikan Luar Biasa) karena memerlukan pendekatan khusus terhadap peserta disabilitas," kata Koordinator Lapangan UTBK-SNBT UNP Asrul Huda seperti yang dikutip Antara, Jumat 25 April 2025.
Selain Universitas Negeri Padang, Universitas Brawijaya juga menyediakan aksesibilitas bagi peserta UTBK dengan disabilitas di antaranya adalah riglet atau alat untuk menulis huruf braille. Alat ini disediakan UB bagi peserta dengan disabilitas sensorik penglihatan, yang digunakan untuk membuat catatan buram.
Selain itu, UB juga menyediakan pembaca layar untuk peserta dengan disabilitas sensorik penglihatan. Sementara bagi peserta dengan disabilitas fisik, panitia penyelenggara menyediakan ruangan khusus lab komputer di lantai 1. Dengan demikian, peserta pengguna kursi roda dapat mengakses ruangan tersebut.
“Riglet untuk penyandang disabilitas netra sebagai kertas buram dan aplikasi screen reader untuk mengonversi tampilan teks di layar menjadi suara,” ujar Wakil Rektor Bidang Akademik UB Imam Santoso.
Menurut Imam, tidak ada pendampingan khusus dari relawan yang disediakan UB dalam pelaksanaan UTBK bagi peserta disabilitas tahun ini. “Diganti dengan teknologi yang lebih baik, yakni riglet dan screen reader,” kata Imam.
Ujian dilakukan di Lab Komputer Gedung B, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UB. Gedung kuliah fakultas ini dipilih karena memiliki aksesibilitas yang lumayan lengkap seperti ram (bidang miring pengganti anak tangga), guiding block (ubin pemandu dengan tekstur timbul, biasanya berwarna kontras), dan berada di lantai 1.
Sementara itu, Universitas Indonesia (UI) yang kembali menjadi tuan rumah pelaksanaan UTBK SNBT 2025 di Jakarta dan sekitarnya menyediakan aksesibilitas bagi 76 peserta difabel. UTBK SNBT yang berlangsung pada 23–30 April dan 2–5 Mei 2025 ini mengalokasikan hari Kamis 24 April 2025 bagi peserta difabel untuk mengikuti ujian.
Pada hari itu, sebanyak 12 peserta tunanetra disediakan perangkat lunak pembaca layar—Non Visual Desktop Access (NVDA)—untuk mengikuti UTBK yang berlangsung di Ruang 1105 Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) Gedung Lama, Kampus UI Depok.
“Saya merasa nyaman karena UI menyediakan akses UTBK untuk tunanetra seperti saya,” kata Salah seorang peserta, Muhammad Abdurrohman, yang merupakan pelajar dari Sekolah Khusus Islam Terpadu, Yarfin.
UI juga melakukan integrasi data disabilitas sensorik rungu dan sensorik wicara ke dalam sistem pelaksanaan UTBK. Selain itu, lokasi ujian seperti Gedung C Rumpun Ilmu Kesehatan juga dilengkapi lift dan fasilitas ramah disabilitas lainnya.
Irsyan Hasyim berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Foto 
