Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto disebut-sebut mengangkat beberapa orang sebagai staf khusus menteri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari surat bernomor Kep/1869/M/XII/2019 yang beredar, ada beberapa purnawirawan jenderal yang diangkat menjadi Asisten Khusus Menteri Pertahanan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mereka adalah Sjafrie Sjamsoeddin, yang merupakan kawan Prabowo sesama taruna Akabri Darat di Lembah Tidar Magelang. Sjafrie masuk pada 1971, sedangkan Prabowo setahun sebelumnya. Namun, Sjafrie dan Prabowo lulus berbarengan pada 1974.
Kemudian Hotmangaradja Panjaitan yang merupakan putra pahlawan revolusi D.I. Panjaitan. Hotmangaradja merupakan seorang purnawirawan perwira tinggi TNI AD.
Lalu ada Chairawan, mantan perwira Kopassus yang merupakan eks Komandan Tim Mawar. Tim ini diduga terlibat dalam penculikan aktivis 1998.
Kemudian ada Didit Herdiawan dan Bonar H. Hutagol. Didit merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) 1984. Dia pernah menjadi Kasum TNI, serta pernah menjabat Inspektur Jenderal Kememhan. Sementara Bonar adalah purnawirawan perwira tinggi TNI AU yang terakhir menjabat sebagai Staf Khusus KSAU.
Tempo sudah mencoba mengkonfirmasi nama-nama itu namun belum dibalas.
Namun, Staf Khusus Menteri Pertahanan Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antar-lembaga Dahnil Anzar Simanjuntak membenarkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menunjuk kawan lamanya di Akademi Militer Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin sebagai penasihat khusus.
"Pak Sjafrie punya latar belakang pengalaman yang panjang sebagai Wamenhan dan Sekjen Kemhan, serta pengalaman-pengalaman lain sebagai mantan perwira TNI," katanya, kepada wartawan, di Jakarta, Senin, 30 Desember 2019.