Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Respons Ketua BEM UGM Gielbran Soal Baliho Tandingan Jokowi Alumnus Membanggakan

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Gadjah Mada (UGM) Gielbran Muhammad Noor merespons santai aksi pemasangan baliho tandingan.

16 Desember 2023 | 07.08 WIB

Image of Tempo
material-symbols:fullscreenPerbesar
Baliho Jokowi Alumnus Paling Membanggakan tiba tiba terpasang di Bundaran UGM Jumat 15 Desember 2023. Tempo/Pribadi Wicaksono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Gadjah Mada (UGM) Gielbran Muhammad Noor merespons santai aksi pemasangan baliho bergambar Presiden Joko Widodo dengan narasi Jokowi sebagai alumnus paling membanggakan. Baliho itu terpasang di kawasan Bundaran UGM Yogyakarta pada Jumat petang, 15 Desember 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baliho baru ini menggunakan desain yang pernah digunakan BEM UGM dalam aksinya sepekan sebelumnya. Hanya diganti judulnya dari 'Jokowi Alumnus Paling Memalukan' menjadi 'Alumnus Paling Membanggakan'.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemasang baliho ini terkesan misterius karena tak ada aksi apapun yang menyertainya seperti yang dilakukan BEM UGM sebelumnya. Adapun di bagian atas baliho tersebut tertulis Badan Etik Mahasiswa. Gielbran mengaku tak tahu organisasi apa Badan Etik Mahasiswa itu.

"Silahkan saja berekspresi, tapi secara pribadi kami belum pernah mendengar dan tahu apa itu Badan Etik Mahasiswa. Mungkin kelompok dadakan yang dibentuk," kata Gielbran saat dikonfirmasi.

Yang jelas, kata Gielbran, BEM UGM tak akan menghalang-halangi ataupun mencaci jika ada pihak yang mengutarakan aspirasi yang berlawanan dengan sikap BEM UGM. Gielbran menambahkan, soal keberadaan Badan Etik Mahasiswa itu, sama sekali tak terkait dengan BEM sebagai organisasi kemahasiswaan resmi di bawah naungan UGM.

"Kami tidak masalah dengan aksi-aksi yang berbeda dengan kami. Itu bagian kebebasan berekspresi. Kami tidak kaitan apapun dengan Badan Etik Mahasiswa itu, kami malah baru tahu ada badan seperti itu," kata dia.

Sebelumnya, sebuah rencana aksi massa bertajuk Penyerahan Nominasi Alumnus UGM Paling Membanggakan Kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi sedianya akan digelar di Bundaran UGM Yogyakarta pada Jumat siang, 15 Desember 2023.

Aksi yang akan dilakukan massa yang menamakan diri Badan Etik Mahasiswa (BEM) UGM itu rencananya dilakukan pukul 14.00 WIB. Namun, hingga pukul 16.30 WIB, tak ada aktivitas apapun di Bundaran UGM tanpa ada alasan yang jelas. 

Pantauan Tempo, hanya puluhan personil kepolisian tampak berjaga sebelum akhirnya juga membubarkan diri. Aksi Badan Etik Mahasiswa UGM ini mengusung isu berlawanan dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UGM yang dipimpin Gielbran Muhammad Noor. Sepekan sebelumnya, Gielbran menggelar acara yang bertajuk 'Penyerahan Nominasi Alumnus UGM Paling Memalukan untuk Presiden Jokowi'.


Dalam informasi yang tersebar di grup percakapan kalangan wartawan, massa aksi sudah menyiapkan baliho besar bergambar Presiden Jokowi yang sangat mirip dibuat oleh BEM UGM sepekan lalu. Hanya saja yang membedakan adalah kata 'Alumnus Memalukan' diganti kata 'Alumnus Membanggakan'.

Saat dikonfirmasi perihal aksi itu, Feri Agung Hermawan, satu satunya nama yang dicantumkan dalam rencana aksi itu mengatakan awalnya dia akan turut dalam aksi itu sebelum akhirnya menarik diri  tak terlibat lagi.

"Terkait rencana aksi di Bunderan UGM saya tegaskan bahwa saya hanya salah satu bagian dari sekumpulan massa yang punya keresahan terhadap pernyataan saudara Gielbran (Ketua BEM UGM)," kata Feri, Jumat sore.

Feri yang tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Filsafat UGM angkatan 2018 itu mengatakan pihaknya tak tahu menahu mengapa aksi itu batal. Ia justru meminta awak media menanyakan kepada humas acara itu. Saat ditanya siapakah humas acara itu, Feri justru meminta para wartawan menanyakan kepada penyebar pertama informasi aksi itu.

Feri mengatakan awalnya ingin ikut aksi yang menandingi BEM UGM itu karena ingin berpartisipasi demi terwujudnya gerakan mahasiswa yang tidak berfokus pada figur tetapi independen.

"Tapi saat saya tadi mau berpartisipasi, saya menemukan alasan pribadi untuk tidak berpartisipasi, sebab ada sebagian hal-hal yang saya nilai kontraproduktif terhadap gerakan yang seharusnya," kata dia. 

Aaksi tandingan itu digelar seiring dinamika setelah Ketua BEM KM UGM Gielbran Muhammad Noor menyebut Jokowi sebagai alumnus UGM paling memalukan.

"Aksi (BEM UGM) itu membuat kami sedih dan menegaskan menolak seluruh pertanyaan saudara Gielbran, karena tidak mewakili seluruh mahasiswa UGM," kata dia.

Melalui aksi itu, kata dia, mereka sedianya ingin menyampaikan seluruh kegelisahan dalam menjaga dan memastikan demokrasi di negeri ini berjalan sebagaimana mestinya. Tetapi, tambahnya, tetap dengan mengutamakan nilai-nilai etis dan keberpihakan pada ilmu pengetahuan.

"Memastikan demokrasi berjalan sebagaimana mestinya tetapi mengutamakan nilai-nilai etis dan keberpihakan ilmu pengetahuan itu gagal ditunjukan Gielbran sebagai Ketua BEM KM UGM," kata Feri.

Devy Ernis

Devy Ernis

Bergabung dengan Tempo sejak April 2014, kini staf redaksi di Desk Nasional majalah Tempo. Memimpin proyek edisi khusus perempuan berjudul "Momen Eureka! Perempuan Penemu" yang meraih penghargaan Piala Presiden 2019 dan bagian dari tim penulis artikel "Hanya Api Semata Api" yang memenangi Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2020. Alumni Sastra Indonesia Universitas Padjajaran.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus