Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Hujan deras yang terjadi di Gunung Merapi menyebabkan banjir lahar dingin di Kali Gendol. Meski tidak sampai berdampak pada pemukiman warga. Material dan air menjangkau Dam Karangbutan di Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang.
Sementara mengutip Antaranews, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan Gunung Merapi telah mengeluarkan lava sebanyak 13 kali sejak pengamatan 18 hingga 24 November 2022.
Berbagai tanda yang diperlihatkan gunung Merapi belakangan ini tentu membuat kita perlu siaga akan gejala meletusnya gunung berapi. Diketahui bahwa Gunung Merapi merupakan gunung berapi aktif yang terletak di antara Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Selain itu, gunung api ini sudah tercatat banyak sekali mengalami letusan. berikut ini, rangkuman letusan Gunung Merapi yang pernah terjadi.
Periode 3000-250 tahun yang lalu
Baca : Profil Gunung Merapi, Salah Satu Gunung Paling Aktif di Dunia
Gunung Merapi tercatat mengalami sekira 33 kali letusan. Tujuh diantaranya merupakan letusan besar. Dari data yang tercatat, letusan besar terjadi sekali dalam 150-500 tahun. Dalam jurnal berjudul Lintasan Sejarah Erupsi Gunung Merapi, salah satu letusan terbesar terjadi pada 4 Agistus 1672, yang memakan sekira 3 ribu korban jiwa dalam rentang 150 tahun.
Periode Merapi baru abad ke-19
Abad ke-19 merupakan periode Merapi baru, terjadi letusan yaitu pada tahun 1768,1822,1849 dan 1872. Erupsi pada abad ini lebih besar dibandingkan abad ke-20, di mana awan panas mencapai 20 kilometer dari puncak. Kemungkinan letusan besar terjadi di kurun 100 tahun. Sejak tahun 1768-1872, tercatat lebih dari 80 kali letusan.
Tahun 1930
Pada abad ke-20, Gunung Merapi tercatat dalam sejarah pernah mengalami letusan dahsyat yang bernama ‘Wedhus Gembel’. Mengutip esdm.go.id, letusan ini memakan total korban yang tewas sebanyak 1.370 orang di 13 desa di sekitar Merapi. Tidak hanya itu, ribuan hewan ternak milik warga juga mati akibat semburan awan panas Merapi.
Tahun 1954
Meskipun tak sedahsyat tahun 1930, namun tahun 1930 menjadi salah satu letusan Gunung Merapi yang memakan korban banyak. Dikutip dari patikab.go.id, korban dapat mencapai 64 orang dan luka-luka sebanyak 37 orang. Para pengungsi dari desa sekitaran Merapi akhirnya mendapat bantuan dari pihak kepolisian dan tentara RI yang mendirikan tempat pengungsian.
Tahun 1961
Letusan pada 8 Mei 1961 ini memakan korban sebanyak enam orang. Akibat dari aktivitas hujan abu yang cukup besar membuat wilayah Kabupaten Sleman dan sekitarnya gelap gulita. Saat itu Merapi meletus berkali-kali dan selama hampir dua minggu berturut-turut.
Tahun 1994
Tahun ini dinilai memakan korban terbesar kedua setelah tahun letusan di tahun 1930-an. Runtuhan kubah lava dengan volume 2,6 juta meter kubik, dengan munculnya awan panas sejauh 6,5 kilometer ke arah barat laut dan selatan mengakibatkan 69 orang tewas dan puluhan luka-luka.
Tahun 1998
Tahun 1998 juga meletus, tapi tidak memunculkan korban jiwa, karena awan panas mengarah ke atas. Dikutip dari bpptkg.esdm.go.id, erupsi ini merupakan erupsi dengan arah yang baru sejak erupsi Merapi tahun 1957. Aliran awanpanas meluncur ke arah hulu Sungai Blongkeng, dan Senowo yang berada di sisi barat Gunung Merapi. Untungnya, peristiwa ini tidak menimbulkan korban jiwa yang serius.
Tahun 2001
Awal dari letusan ini ditandai dengan hadirnya wedhus gembel dan hujan abu. Keduanya mengarah ke arah barat daya dengan jarak tempuh dampai enam kilometer. Awan panas yang bergerak cepat pun mengakibatkan hutan pinus di Kandang Macan hangus terbakar. Adapun semburan ke udara setinggi lebih dari lima kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Tahun 2006
Dampak dari letusan pada tahun 2006 membuat rusaknya kawasan Kaliadem. Selain itu, terdapat korban jiwa sebanyak dua orang relawan karena diterjang awan panas. Munculnya letusan ditandai dengan gempa dan deformasi. Setelah itu terjadi hujan abu vulkanik yang terjadi tiga hari di daerah Kota dan Kabupaten Magelang serta Kabupaten Sleman dan Jawa Tengah.
Tahun 2010
Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, R Sukhyar, letusan Merapi 2010 ini adalah salah satu peristiwa yang terbesar dan terburuk. Mulai ditetapkan awas segera Meletus pada Oktober, lalu dinaikan menjadi waspada pada September, hingga puncaknya pada 3 November 2010.
Letusan tersebut menjadi letusan terbesar selama 100 tahun terakhir. Letusan mengakibatkan korban 337 orang meninggal dunia, puluhan desa rusak dan ratusan ribu orang pengungsi.
Tahun 2021
Terakhir setahun lalu di 2021, BPPTKG mencatat gunung yang tak memiliki sumber mata air di sepanjang jalur pendakian ini berstatus siaga. Meskipun tak mengeluarkan erupsi, namun sudah beberapa kali Gunung Merapi menyebabkan gempa sebanyak 23 kali, baik bulkanik ataupun tektonik.
FATHUR RACHMAN
Baca : Diguyur Hujan Intens, Gunung Merapi Kembali Muntahkan Awan Panas
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini