Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Akhir sidang sengketa pilpres di Mahkamah Konstitusi kemarin berlangsung penuh canda. Terjadi guyonan antar hakim, pemohon, dan saksi ahli pihak terkait, ihwal status mereka sebagai sesama alumni Universitas Gadjah Mada (Alumni UGM).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Awalnya pancingan datang dari Hakim MK, Saldi Isra. Dia menyebut perdebatan antara ahli-ahli hukum dalam sidang MK seperti panggung bagi para alumni UGM. Musababnya, sepengamatan Saldi setidaknya ada enam nama lulusan UGM dalam ruang sidang. Yakni kuasa hukum Prabowo Subianto - Sandiaga Uni Lutfhi Yazid Iwan Satriawan, dan Denny Indrayana, serta saksi ahli Tim Hukum Joko Widodo atau Jokowi - Ma'ruf Amin, Heru Widodo, dan Eddy Hiariej. Serta hakim MK Enny Nurbaningsih.
“Dari lima orang yang berdebat tadi itu induknya semua yang mengajari orang ini nakal Luthfi Yazid, tapi ada profesor Enny itu yang keenam,” kata Saldi. “Jadi ini pertarungan para alumni UGM. Saya khawatir di dalam ini saja mereka bertengkar tapi di luarnya akur-akur lagi. Jadi agak repot kalo begitu sebetulnya.”
Selepas Saldi berbicara, giliran Eddy Hiariej membalas. "Beliau bilang ini panggung alumni UGM, padahal beliau juga alumni. Jadi ada tujuh alumni UGM di ruangan ini," ujar saksi ahli tim hukum Jokowi tersebut.
Di penghujung persidangan, Ketua MK Anwar Usman tiba-tiba menyampaikan protes karena tak disebut sebagai alumni UGM oleh Eddy Hiariej. "Sebentar, saya mau protes dulu ke Prof Eddy. Saya dan Wakil merasa sedih. Saya sama Yang Mulia Pak Wakil nggak diakui. Gimana ceritanya," kata Anwar Usman dengan wajah sedih sebelum menutup persidangan.
Anwar Usman ternyata juga memperoleh gelar doktor dari universitas tersebut. Ada pula Wakil Ketua MK Aswanto, yang juga lulusan S2 UGM. "Kami kan juga alumni. Waduh, sedih saya. Prof Saldi juga alumni, tapi sudah dihitung tadi. Belum termasuk saya sama Pak Wakil. Prof Eddy lupa tadi," kata Anwar Usman sambil bercanda.
Seisi ruangan pun tertawa di akhir sidang, tawa pecah. Eddy pun tampak tertawa sambil mengatupkan kedua tangannya menyimbolkan minta maaf.