Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seminggu setelah Kerusuhan Mei 1998, kerusuhan besar yang melanda berbagai kota di Indonesia pada 13-14 Mei 1998, selanjutnya tanggal 21 Mei 1998 menjadi titik balik sejarah bagi Indonesia dengan lahirnya reformasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah lebih dari tiga dekade berkuasa, Presiden Soeharto secara resmi mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan presiden, membebaskan negara itu dari cengkeraman Orde Baru yang telah berlangsung lama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keputusan ini datang sebagai respons terhadap tekanan yang tak kenal lelah dari gerakan reformasi yang dipelopori oleh mahasiswa dan didukung oleh berbagai elemen masyarakat.
Perjalanan Menuju Pengunduran Diri
Seminggu sebelum pengunduran diri, Indonesia diliputi gejolak. Krisis ekonomi yang berkepanjangan, diiringi dengan tuntutan reformasi dari mahasiswa dan rakyat, memicu demonstrasi besar-besaran di berbagai daerah.
Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998, di mana 4 mahasiswa Universitas Trisakti gugur akibat tembakan tentara, menjadi titik balik yang semakin memperkuat desakan reformasi.
Pada 19 Mei 1998, Soeharto bertemu dengan sejumlah tokoh Islam, termasuk Nurcholis Madjid dan Gus Dur. Dalam pertemuan tersebut, para tokoh menyampaikan situasi terkini dan mendesak Soeharto untuk mundur. Soeharto menolak permintaan tersebut, namun ia menawarkan pembentukan Komite Reformasi.
Namun, penolakan Soeharto tak menyurutkan semangat rakyat. Demonstrasi terus berlangsung, dan massa semakin banyak yang berkumpul di gedung MPR/DPR. Di tengah situasi genting ini, Amien Rais mengajak massa untuk berkumpul di Monas untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional.
Pada 20 Mei 1998, akses menuju Monas diblokir oleh aparat menggunakan kawat berduri. Hal ini dilakukan untuk mencegah massa memasuki kompleks Monas. Amien Rais kemudian meminta massa untuk membatalkan agenda karena khawatir akan memakan korban jiwa.
Meskipun demikian, ribuan mahasiswa tetap bertahan dan semakin banyak yang datang ke gedung MPR/DPR untuk mendesak Soeharto mundur. Tekanan politik semakin kuat, dan Soeharto dihadapkan pada pilihan sulit.
Pengunduran Diri Soeharto dan Lahirnya Era Reformasi
Akhirnya, pada Kamis, 21 Mei 1998, pukul 09.05 WIB, Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya dari Istana Merdeka. Pengumuman ini disambut dengan sorak gembira oleh rakyat yang telah lama menanti perubahan.
Lengsernya Presiden Soeharto menandai berakhirnya era Orde Baru dan dimulainya era Reformasi. Era ini membawa angin segar bagi demokrasi dan kebebasan di Indonesia.
M RAFI AZHARI | DEWI NURITA | HENDRIK KHOIRUL MUHID
Pilihan editor: Mei Bulan Reformasi: Kapan #Reformasidikorupsi Mulai Muncul, Apa Pencetusnya?