Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Somica, Sabun Kertas Berbahan Daun Putri Malu Buatan Siswi SMK Kalimantan

Dua siswa itu mengolah daun putri malu menjadi sabun kertas yang mudah dibawa bepergian.

27 September 2023 | 18.16 WIB

Siswi SMKS Kesehatan Putra Borneo, Kalimantan mengolah daun putri malu menjadi sabun kertas yang mudah dibawa bepergian. TEMPO/Annisa Febiola
Perbesar
Siswi SMKS Kesehatan Putra Borneo, Kalimantan mengolah daun putri malu menjadi sabun kertas yang mudah dibawa bepergian. TEMPO/Annisa Febiola

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Uswatun Hasanah dan Madisa Najwa Napisa mengolah daun putri malu (Mimosa pudica) menjadi sabun cuci tangan berbentuk kertas. Siswi Sekolah Menengah Kejuruan Swasta (SMKS) Kesehatan Putra Borneo, Kalimantan itu menamakannya Somica Paper Soap. Produk sabun kertas itu dipamerkan dalam ajang Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) di Smesco, Jakarta pada Rabu, 27 September 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Tim ini terinspirasi dari pendahulu sekolahnya yang pernah membuat hand sanitizer dari ekstrak daun putri malu. Ditambah lagi, mereka juga belajar bagaimana membuat sabun batang di sekolah. Akhirnya, mereka menggabungkan kedua hal tersebut menjadi satu inovasi, mengingat bahwa putri malu memiliki sifat antimikroba.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Uswatun dan Madisa memulai prosesnya pada Juli 2023. Langkah pertama adalah proses ekstraksi. Tim mengambil daun putri malu dan menghaluskannya menggunakan blender. Bubuk daun putri malu pun direndam dengan alkohol selama satu minggu. 

Setelah satu minggu berlalu, ekstrak daun putri malu dicampurkan dengan formula sabun yang telah mereka buat. Formula sabun terdiri atas senyawa NaOH, akuades, minyak zaitun, minyak kelapa dan minyak kelapa sawit. 

Campuran ekstrak daun putri kemudian dioleskan ke lembaran kertas baking atau jenis kertas dapur dengan lapisan silikon ultra-tipis yang biasa digunakan dalam memanggang makanan.
"Karena masih menggunakan teknik maserasi, sehingga belum bisa jadi lembaran yang kalau dipakai, langsung hilang. Jadi, setelah dipakai, masih ada residunya," ujar Madisa. 

Metode maserasi adalah metode ekstraksi dengan pemanasan rendah atau tanpa adanya proses pemanasan. 

Meski sabun kertas buatan mereka menyisakan residu atau ampas, Uswatun menjelaskan bahwa residu yang dihasilkan akan cepat terurai. "Kami pernah melakukan uji penguraian. Dalam kurun waktu 7 hari, dia sudah terurai ke dalam tanah. Jadi, kami pastikan tidak akan menjadi limbah selamanya di tanah," kata dia. 

Pada prosesnya, mereka mengalami kesulitan dalam mendapatkan beberapa bahan kimia di daerahnya. "Masih ada bahan yang sulit dicari, makanya kami memesan secara online," ujar Uswatun. 

Target pasar dari produk sabun kertas ini adalah masyarakat yang sering bepergian. Somica ini diklaim lebih higienis dan efektif dibawa ke mana saja.

"Kalau sabun cair kan walaupun ada yang kecil, tapi kadang mudah tumpah," kata Uswatun. 

Kini, Somica sudah dapat dipesan melalui akun Instagramnya @Somica_papersoap. Satu kemasan berisi 15 lembar sabun kertas disertai brosur panduan langkah mencuci tangan yang benar. Setiap kemasan dihargai Rp 5 ribu. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus