Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Status Naik dan Penerbangan Dibatalkan, Berikut Imbas Meletusnya Gunung Lewotobi di Flores Timur

Letusan Gunung Lewotobi berimbas pada pembatalan penerbangan dan sejumlah sektor lain. Berikut sederet dampak meletusnya Gunung Lewatobi.

15 November 2024 | 06.47 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, NTT, meletus tiga kali pada Senin dinihari, 4 November 2024, sebelum intensitasnya mulai mereda. PVMBG mencatat letusan ini pada pukul 01.27, 02.24, dan 02.48 WITA. Letusan tersebut, yang berlangsung di tengah hujan lebat, berbeda dari erupsi sebelumnya dan tercatat bertipe strombolian, serupa dengan erupsi Januari lalu. 

Tipe letusan strombolian ini dimulai dengan peningkatan aktivitas gempa vulkanik, baik dalam maupun dangkal, disertai tremor yang amplitudonya bertambah mendekati erupsi. Letusan Gunung Lewatobi ini banyak dirasakan dampaknya bagi masyarakat sekitar. 

Sepuluh orang meninggal

"Jumlah korban meninggal akibat letusan Gunung Lewotobi sebanyak 10 orang. Korban meninggal ini yang sudah dievakuasi dari puing-puing bangunan," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Flores Timur Fredy Moat Aeng.

Fredy yang sedang berada di lokasi kejadian mengatakan proses pencarian korban di reruntuhan bangunan yang hancur tertimpa batu-batuan dari puncak Gunung Lewotobi masih terus berlangsung.

Menurut dia, korban meninggal umumnya karena tertimpa batu berukuran besar dari puncak gunung dan menembus atap rumah warga.

Status Gunung Lewatobi naik
Pemerintah Kabupaten Flores Timur menetapkan status tanggap darurat setelah erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kecamatan Wulanggitang yang menyebabkan korban jiwa serta kerusakan rumah dan bangunan. Status siaga darurat sebelumnya kini dicabut dan digantikan dengan status tanggap darurat, seperti disampaikan oleh Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Flores Timur, Avelina Hallan.

Erupsi yang terjadi pada Minggu, 3 November, pukul 23.57 WITA, mengakibatkan kerusakan bangunan di sekitar kaki gunung, khususnya di enam desa di Kecamatan Wulanggitang—yaitu Desa Klatanlo, Hokeng Jaya, Nawokote, Boru, Boru Kedang, dan Pululera—serta di Desa Dulipali di Kecamatan Ile Bura. Para warga telah dievakuasi ke tiga desa aman di Kecamatan Titehena: Konga, Lewolaga, dan Bokang, dengan tenda pengungsian yang telah didirikan untuk menampung mereka.

Badan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meningkatkan status Gunung Lewotobi Laki-Laki dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas) pada 3 November pukul 24.00 WITA. Peningkatan status ini didasarkan pada hasil pemantauan aktivitas gunung selama periode 23 Oktober hingga 3 November 2024, yang menunjukkan peningkatan signifikan dalam aktivitas vulkanik.

Penerbangan ditunda dan bandara berhenti beroperasi

AirNav Indonesia Cabang Kupang melaporkan bahwa empat bandara di Pulau Flores mengalami penutupan sementara akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki. Bandara yang ditutup adalah Bandara H Hasan Aroeboesman di Ende, Bandara Soa Bajawa, Bandara Gewayantana di Larantuka, dan Bandara Frans Seda Maumere di Kabupaten Sikka. Bandara Frans Seda Maumere telah tidak beroperasi selama lebih dari dua bulan sebagai dampak langsung dari erupsi.

Tiga bandara lainnya memutuskan untuk tidak beroperasi setelah maskapai Wings Air membatalkan sejumlah penerbangan ke lokasi-lokasi tersebut, dengan alasan keselamatan akibat potensi dampak debu vulkanik terhadap penerbangan.

Kepala Bandara Ende, Patah Atabri, menjelaskan bahwa secara teknis Bandara Ende tidak ditutup, tetapi maskapai membatalkan penerbangan ke sana akibat abu vulkanik dari erupsi pada pukul 4.30 WITA, yang mengganggu jarak pandang.

Selain itu, General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai, Ahmad Syaugi Shahab, melaporkan pembatalan 22 penerbangan internasional karena dampak erupsi tersebut. Pada Selasa, 12 November 2024, penerbangan internasional yang terdampak meliputi 12 keberangkatan dan 10 kedatangan, selain dari 12 penerbangan domestik yang sebelumnya juga terkena dampak.


50 hektar tanah disiapkan pemerintah

Menteri Agraria dan Tata Ruang sekaligus Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN), Nusron Wahid, mengungkapkan bahwa institusinya akan menyediakan lahan untuk relokasi korban terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Nusa Tenggara Timur (NTT). Kementerian ATR/BPN telah menyiapkan 50 hektare tanah guna mendukung relokasi warga terdampak.

Pada Selasa, 12 November 2024, Nusron menyampaikan hal ini setelah Rapat Percepatan Penanggulangan Bencana Letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Gedung Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta, yang dipimpin oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Di atas lahan 50 hektare ini, pemerintah berencana membangun 1.100 rumah sebagai tempat relokasi bagi para korban. Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, menambahkan bahwa pembangunan rumah-rumah tersebut dijadwalkan selesai pada pekan depan.

MICHELLE GABRIELA | AHMAD FIKRI | ANTARA
Pilihan editor: Gunung Lewotobi Meletus: Prabowo Gelar Rapat Khusus Hingga Rencana Rumah Pengungsi

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus