Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menegaskan kepada seluruh jajaran di pemerintahan agar bekerja dan mengelola anggaran dengan efisien. Hal itu Prabowo serukan saat hadir di acara Musyawarah Nasional Konsolidasi Persatuan Kadin Indonesia bertajuk “Menuju Indonesia Emas 2045 Bersama Kadin” yang diselenggarakan di The Ritz Carlton, Jakarta, Kamis sore, 16 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam pidatonya, Prabowo menyampaikan bahwa Indonesia adalah negara yang kaya. Karena itu, kata dia, perlu pengelolaan negara yang baik dan tidak ada celah pemborosan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya paham banyak, saya paham bahwa setiap organisasi apalagi yang sudah terbiasa bertahun-tahun dengan praktik-praktik tidak efisien pemborosan akan berusaha untuk mengakal-akali kita. Saudara-saudara, teknik akal-akalan itu semua saya paham,” kata Prabowo.
Prabowo pun menyampaikan bahwa dirinya percaya pemerintahannya dapat membawa Indonesia untuk bangkit dengan lebih disiplin dan efisien. Menurut dia, kebijakannya semata-mata untuk kepentingan bangsa dan rakyat Indonesia.
“Tidak ada kepentingan lain. Tidak ada orientasi lain. Untuk itu kita tidak akan ragu-ragu,” ujar dia.
Prabowo juga optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8 persen menjelang 100 hari pemerintahannya.
“Saya baru mungkin menginjak bulan ketiga, memimpin pemerintahan Republik Indonesia dan semakin saya mempelajari keadaan perekonomian kita, saya semakin merasa percaya diri, saya merasa optimis, saya percaya, saya yakin, kita akan mencapai bahkan mungkin melebihi 8 persen pertumbuhan,” kata dia.
Prabowo mengatakan, dengan bantuan para menterinya, ia yakin akan membuat kejutan di bulan-bulan mendatang. Ia menegaskan angka-angka yang ditargetkan sesuai dengan ilmu pasti dan matematika.
“Angka itu, angka ilmiah itu, susah untuk berbohong. Asal kita melakukan kalkulasi yang masuk akal, 2+2 itu 4. Hanya kadang-kadang dalam politik indonesia 2+2 bisa 4,5, bisa 5, bisa 3 tapi itu bisa tidak ilmiah,” ujarnya.